Sumbangan Motivasi Sukses Dari Abdillah

Setiap manusia menginginkan kemapanan dalam hidupnya, tanpa kecuali. Siapapun ia, pasti menginginkan kesuksesan dalam dunia ini. Hanya orang yang tidak berpikirlah yang tidak menginginkan kesuksesan. Karena manusia yang berpikir pasti menginginkan sesuatu yang baik dalam hidupnya. Namun, hanya sedikit sekali manusia yang mampu merealisasikan keinginannya untuk sukses. Kenapa? Karena hanya manusia yang berani dan memiliki akal pikiran yang baiklah yang mampu merealisasikan kesuksesan dalam hidupnya. 

Sedangkan manusia yang pesimis terhadap kesuksesan alias penakut dan tidak berpikir baik, akan selalu memandang dirinya lemah, mungkin para penakut akan mengatkan” kesuksesan itu omong kosong, tidak semudah itu untuk sukses, orang seperti kita tidak akan sukses karena kita orang miskin, orang tua kita juga orang miskin dsb”. Sedangkan manusia yang berpikir baik dan berani akan mengatakan” kesuksesan itu adalah harga mati dan amat mudah untuk dicapai bila kita mau berusaha dengan maksimal dan kesuksesan hanya bagi manusia yang mau berusaha”. Sungguh bedakan antara cara berpikirnya manusia penakut dan berpikir tidak baik dengan manusia pemberani dan selalu berpikir positif terhadap kehidupan.

Kenapa kita harus takut dengan kesuksesan, kebaikan dalam hidup. Sedangkan kesuksesan dan keinginan kebaikan dalam hidup adalah sebuah keniscayaan. Keinginan kebaikan dalam hidup adalah fitrah manusia, sebagaimana sabda rasul “ setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka tergantung kedua orang tua nya mau dijadikan apa”. Pada dasarnya setiap manusia membawa fitrah suci, fitrah kebaikan dan kesuksesan. Dan boleh dikatakan bahwa keinginan hidup yang buruk sekaligus gagal itu gak ada, jika manusia mau berusaha merealisasikan fitrahnya itu, maka pasti akan tercapai segala hal yang diinginkannya. 

Tapi sangat disayangkan kebanyakan manusia melupakan fitrahnya tersebut. Kita hidup diantara masa lalu, masa sekarang dimana kita menyadarinya, dan bertindak sekarang dan masa depan yang menanti kita. Kita itu hidup sekarang, masa yang benar-benar nyata kita lalui, namun jangan lupa, bahwa kenyataan kita hari ini adalah masa depan disaat kita masih berada pada masa lalu, atau dengan lain bahasa, keadaan kita hari ini adalah hasil dari kerja kita dimasa lalu.  kenyataan kita hari ini adalah impian kita hari kemarin. Apa yang kita rasakan sekarang, kebaikan dan keburukan yang kita alami hari ini adalah akibat dari tidak adanya antisipasi hari kemarin.

Mau seperti apa hari esok yang berperan sebagai masa depan, tentukan dari sekarang. Setiap kita diberikan potensi oleh Allah SWT, tergantung kita mau gunakan untuk apa potensi tersebut. Apakah kita gunakan potensi tersebut dengan baik atau malah kita kubur potensi tersebut. Ingat kita berada dalam “kemungkinan” . jika potensi yang diberikan oleh Allah kita realisasikan maka potensi kita menjadi actual tapi jika potensi yang diberikan Allah kita sia-siakan, maka potensi kita akan tiada. Kesuksesan kita yang menentukan, bukan orang lain. Kita mau menjadi orang sukses atau orang gagal, itu tergantung sejauh mana kita  memanfaatkan potensi yang telah ada pada diri kita.

Allah akan mentakdirkan kebaikan bagi manusia yang mau berusaha dan berpikiran baik, dan akan mentakdirkan keburukan bagi manusia yang selalu berpikiran negatif terhadap kehidupan. Allah berfirman “ sesungguh Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga ia mengubah dirinya sendiri”. Perlu kita ketahui, bahwa makna dari ayat ini adalah kehendak manusia sendiri. Kehendak manusia yang mampu sekaligus adanya kemauan yang besar untuk mengadakan perubahan terhadap hidupnya. Namun, janganlah kita melupakan Allah yang senantiasa menemani setiap langkah dan gerak kita melakukan aktifitas. Dan hal ini dalam agama kita kenal dengan do’a. doa itu menyertakan Allah dalam aktifitas kita.