Refleksi film Detachment

Oleh : Abdillah

Ada kata yang saya ingat dari film detachment dan intisarinya ialah, untuk mencapai kebahagiaan, seseorang harus terkenal, banyak harta, jabatan, dan lain sebagainya. Namun tidak demikian dengan aristoteles, yang mengatakan bahwa untuk mencapai kebahagiaan seseorang tak perlu banyak harta, jabatan tinggi dan nama tersohor, karena itu semua pada dasarnya hanya memenuhi kebutuhannya saja, dan tidak demi kebahagiaan itu sendiri. Bagi Socrates, harta ,nama tersohor bukanlah tujuan manusia yang bisa mencapai pada kebahagiaan, justru kebahagiaan yang hakiki akan mengelak dari kehidupan kita. Dengan banyak harta dan nama tersohor malah menjadikan seseorang menjadi setres,karena yang diusahakannya bukanlah kebahagiaan itu sendiri, tapi langsung pada nama tersohor tersebut.

Seseorang yang memiliki banyak harta dan nama tersohor akan mudah frustasi, jikalau semua harta hilang dari dirinya dan nama tersohornya akan lenyap pula bersama dengan lenyap harta.kebahagiaan itu ada dalam hati, dan ini bisa didapatkan ketika kita mencari sesuatu dibarengi dengan keihlasan.

Dalam eksistensi kiekegard, manusia yang bereksistensi senantiasa dinamis, selalu berubah dari kemungkinan menjadi sebuah kenyataan. Ada tiga bentuk eksistensi menurut kiekegard, yang pertama adalah eksistensi estetis, pada saat manusia berada pada eksistensi ini, maka kehidupannya cenderung lebih pada kebebasan yang tanpa batas, mencintai keindahan, kesenian dan hal-hal yang dianggapnya mampu memberikan kepuasan dalam kehidupannya. Dan saya melihat bahwa semua adegan dalam film detachment, adalah gambaran kehidupan manusia pada tahap eksistensi estetis, dimana semua orang selalu disibukan dengan mengejar segala bentuk kenikmatan yang memuaskan. Yang meskipun hal itu pada dasarnya bertentangan dengan hati nuraninya, atau dalam bahasa Sigmund freud, ada yang disebut dengan superego, suatu keadaan psikis yang menjadi penyaring terhadap perbuatan. 

Dalam film ini, bagaimana digambarkan manusia dengan berbagai kegiatan dan kesibukannya masing-masing, mereka mengungkapkan segala hal yang ada pada diri mereka. Yang meskipun itu bertentangan dengan aturan yang ada. Kedua, etis, kehidupan manusia yang sudah sampai pada tahap moral, aturan sudah memainkan peran kehidupannya. Dan ketiga, religious, tahap manusia sudah sampai pada puncak keimanan.

Kehidupan henri, begitu uniknya pada satu sisi dia memiliki pekerjaan, namun pada sisi yang lain ia justru harus kehilangan orang tua dan bahkan dia harus menunggu sang kakek yang sedang menunggu ajal. Dia seseorang yang menyayangi ibunya,namun ibunya memilih bunuh diri dengan obat. Kejadian ini sangat memukul terhadap kehidupan henri yang pada saat kejadian, dia masih kecil. Bayangan kematiaan ibunya selalu muncul setiap saat, dan ini sangat mengganggu kehidupannya. 

Namun, ada hal yang unik, dia sungguh sangat menghormati seorang perempuan, dan bahkan ketika ada seorang perempuan PSK, tidak membuatnya benci apalagi memanfaatkannya, dia justru membawa wanita itu dan menasihatinya agar jangan melakukan hal seperti itu. Dan memang apa yang terjadi dalam hidup kita banyak yang tanpa kita sadari. Aku memiliki seorang teman cowok, usianya sekitar 20 tahun. Ia memiliki 2 saudara, satu laki dan satu perempuan, mereka bertiga ditinggal mati sama kedua orang tuanya sejak mereka masih kecil-kecil. Dan sejak ditinggal orang tuanya, kebahagiaan mereka seakan-akan direnggut dari kehidupannya, yang mereka rasakan hanyalah duka. Yang mereka rasakan hanyalah kepahitan hidup dan kisah nya itu menjadi bayangannya disetiap langkah kehidupannya.

Absurd atau Ketidaktentuan, itulah hidup. Semuanya masih berada dalam kemungkinan, semuanya proses menjadi atau tidak menjadi sama sekali,semuanya kehendak kita. Menjadi atau tidak itu kemungkinan. Hidup selalu dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang tak berujung. manusia sering kali harus berenang dalam lautan duka, tapi terkadang aku pula aku berenang dilautan madu. Tapi semuanya hanya sementara. Bahkan belum selesai manusia dituntut untuk menyelesaikan renang dilautan yang satu, kita sudah dihadapkan pada lautan permasalahan yang lebih kompleks.

Bukan aku saja,tapi kita semua  pasti mengalami hal yang sama, berbagai permasalahan hidup akan terus menghadang selama kita masih meraskan hidup. Masalah cinta yang tak terbalas atau ketidakbahagian dalam cinta, PHK, drof out dari kampus atau sekolah, dan banyak lagi lautan masalah yang lainnya, semuanya adalah penderitaan. Terkadang aku dan kau merasa bosan dengan semua ini, mungkin kita sempat   berpikiran dan mengharapkan semuanya berakhir. Tak gak mungkin semuanya suratan Illahi dan keniscayaan hidup. Rasa-rasanya ingin lari jauh dan semakin menjauh dari derita hidup dan bahkan ingin sekali memakai pelampung supaya memudahkan  tuk melalui lautan. Tapi semuanya tak bisa dan tak kita dapatkan, semuanya berada dalam ketidakjelasan dan tak menentu.

Sekali lagi aku katakana, inilah hidup. Kita  dihadapkan pada gunung yang hendaknya kita semua mampu mendaki sampai kita  tak lagi mampu tuk melangkahkan kedua kaki, karena ketidakterhinggaannya. Sesekali kadang  kita enggan  memikirkan hidup, tapi mungkin kita menjadi seorang yang gak punya pikiran dan perasaan. Apa mungkin aku harus melenyapkan sipat dasariah ini, Kurasa ini juga tidak mungkin. 

Terkadang kita  marah besar seperti bara api yang menghancurkan gunung, namun terkadang pun harus lembut, selembut udara yang memberikan kenyamanan pada pohon yang berada diatas bukit. Bosan melalui hidup yang rutinitas, yang biasa setiap hari, tanpa di sadari, kenapa melakukan dan menjalaninya

salut pada kehidupan yang selalu memberikan kejutan disetiap putarannya. Terkadang kita harus meloncat-loncat karena diberikan permainan oleh kehidupan. Antara aku dan kau merenung dan bertindak sudah tidak ada batasan lagi, semuanya menjadi sama dan makin memperparah keadaan. coba gaungkan suara hati dan mengatakan pada masalah, bahwa kita telah berani bertindak lebih keras dan kebencian, kemarahan, kasih sayang yang selama ini kita kubur dalam-dalam, kini  keluarkan demi kejujuran. 

Namun, semuanya tak pernah berujung, tetap aja masih ada yang tersimpan, meskipun kita telah mencoba memuntahkan kepedihan dan kebahagiaan.terkadang kita harus keras terhadap kehidupan,namun kita juga harus berbuat lembut pada kehidupan.namun terkadang aneh juga,disaat baik pada kehidupan, tapi kehidupan malah keras terhadap kita. Apapun yang terjadi anggaplah kita tidak memiliki perasaan. Yang berhak marah dan suka adalah yang memiliki perasaan

Manusia menurut Heidegger memiliki kepekaan ( befindlichkeit), yakni manusia memiliki perasaan emosi, rasa senang. Merupakan perasaan alamiah manusia, dimana suasana batin selalu dinaungi dengan kecemasan (angst). Rasa cemas selalu datang dan pergi. Kecemasan akan kehidupan sendiri dan sesuatu yang menimpa diri dengan tiba-tiba.

Saat kecemasan melanda manusia, yang disebabkan oleh pengalaman kita, dan ketakutan terhadap kejadian yang datang secara tiba-tiba mengakibatkan merasa terasing dan hidup sendiri. Bukankah hal ini pun sering kita alami, saya sering merasakan gembira, sedih, punya keinginan yang besar, namun terkadang saya menjadi penakut terhadap keinginan saya itu alias pesimis. Kekhawatiran akan muncul secara tiba-tiba dan menghantui hidup. Seakan-akan kehidupan akan segera berakhir.

Saat kehidupan yang kita alami menampakkan ketidakharmonisannya, kita merasa takut denga kehidupan, apalagi dengan ditambah ingatan masa lalu yang selalu menakuti kita dan menjadikan penghalang untuk meraih masa depan. Sungguh kecemasan itu telah membuat kita terpuruk, namun itulah hidup. Bagi Heidegger hidup kita didunia ini karena terlempar begitu saja. Kita hanya menerima nasib saja.karena kita dihadapkan pada keterbatasan.

Beberapa kejadian erhadap kehidupan kita silih berganti, yang kadang buat kita senang, namun terkadang pula buat kita sedih dan cemas. Bukankah cemas itu milik kita?kita sering cemas. Kita takut terhadap diri kita sendiri dan kehidupan kita sendiri. Masa depan adalah ketakutan yang akut bagi manusia. Sekalipun demikian manusia harus mencoba bangkit dari kecemasannya, karena sebenarnya saat kecemasan sudah tiada, kita akan mengatakan bahwa itu bukanlah apa-apa. Sering kali kita takut dengan sesuatu yang gak pasti, kita takut akan kemungkinan. Bukankah tidak seharusnya kita takut sama kemungkinan. 

Terkadang kita mengalami hidup yang sangat dramatis sekali, kita sering mersakan kecemasan (angst) yang hal ini datang secara tiba-tiba dan kita merasakan kesia-siaan dalam hidup, hidup tiada berarti, kekosongan hidup. Hal inilah yang menjadi ketakutan manusia, namun sekali lagi hal seperti ini datang dan pergi dalam kehidupan manusia. Ketakutan kita bukan pada sesuatu yang ada didunia ini, namun kita merasa takut dengan dunia itu sendiri. Kita hadapkan pada kehidupan dan kita harus menerima nasib.

Sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan kita, kematian adalah sesuatu yang tidak bisa dilekan lagi, bagaimana dia yang selalu disergap dengan kecemasan dan dihadapka pula pada keadaan kakeknya yang hanya menunggu ketidak jelasan hidup. Dan saat-saat seperti inilah manusia akan menemukan hidupnya sendiri, karena bagi Heidegger kebanyakan orang tidak menemukan eksistensi yang sebenarnya, kerena selalu dibelenggu oleh pendapat orang banyak, dan selalu mengikuti kegiatan orang banyak.

Dengan mengikuti kegiatan dan penadapat orang banyak menjadikan kita lupa terhadap diri kita sendiri. Kebanyakan manusia tidak menyadari sesuatu yang dikerjakannya sendiri, dalam bahasa Sartre, manusia hanya melakukan sesuatu dalam diri sendiri bukan untuk diri, sehingga kebanyakan manusia terjebak dengan rutinitas, kegiatan yang semu. Seperti halnya manusia hanya focus pada pekerjaan dan tidak menyadari cara bekerjanya. Dosen yang sibuk dengan mengajar dan memperhatiakan mahasiswa, petani yang sibuk dengan mencangkulnya, ibu-ibu rumah tanggga hanya disibukan dengan memasak dsb. Tanpa mereka menyadari arti dari bekerja itu sendiri. Sungguh ironis. Bagaimana seseorang yang terjebak rutinitas.

Bagi Sartre kesadaran adalah hal yang terpenting, namun Sartre membagi kesadaran dalam dua macam, reflektif dan prareflektif, kesadaran reflektif ialah sesuatu yang sudah dipikirkan kembali sedangkan prareflektif adalah sesuatu yang belum dipikirkan kembali. Saat seseorang terjebak rutinitas, seperti halnya kita, ketika bangun tidur dipagi hari apakah kita menyadari kaki mana dulu yang kita turunkan kelantai? Saya rasa tidak kita sadari. Kita akan mengatakan ini suatu yang biasa sehingga sayapun tak pernah memikirkan kaki mana dulu yang diturunkan, dalam bahasa Bouerdieu, hal ini dikatakan dengan Habitus.

Oke, kita kembali lagi pada pembahasan dalam film, kita tahu bahwa dalam film Detachment, terjadi berbagai hal yang diluar bayangan kita, bagai mana seorang guru berbuat keras terhadap siswanya dan siswapun melakukan hal yang sama terhadap guru. Dan bagaimana seorang perempuan yang dihadapkan pada tubuh yang subur alias gendut, menginginkan hal yang perfect terhadap tubuhnya. Dia seperti itu karena dia selalu mendengarkan penadapat umum, sehingga ketika dia mendengarkan pendapat umum maka dia menjadi orang lain. 

Saya pernah membaca sedikit dari bukunya syekh Bambang Q.Anees, awas bodimu ada yang mengincar, kuang lebih judul bukunya itu kali. Minta maaf kalau salah soalnya udah lama banget. Saat seseorang merasa diri tidak sempurna dan ingin menjadi sempurna dengan merubah keadaan tubuhnya, milik siapakah bodi mu? Disaat bibirnya seperti iis karlina, pantatnya seperti krisdayanti, hidungnya seperti Angelina sondakh dan rambutnya seperti Justien bieber. Saat seperti ini tubuhmu ini milik siapa?masih kita menjadi diri kita. Sungguh menakutkan bukan.

Kita dapat melihat bagaimana penggambaran hidup dalam film detachment, bermacam-macam manusia yang berbeda, manusia yang korban rutinitas, kecemasan yang mendera, kekerasan seksual. Wiih serem pokoknya kalau nonton filmnya berpikir dalam.

Seperti yang telah saya jelaskan diawal, kecemasan,kesedihan,ketakutan adalah keniscayaan bagi manusia, karena mereka terlempar begitu saja dalam dunia ini, begitulah ungkap heidegger. Bahkan nietchze menyebutkan, bahwa untuk menjadi manusia unggul haruslah melalui penderitaan. Karena dalam penderitaan manusia menemukan dirinya sendiri,melalui pnderitaanlah seseorang akan menjadi manusia unggul atau ubermensh. seseorang akan lebih kreatif jika ia ada dalam kesedihan. 

Contohnya saja ketika seseorang lagi galau (gelisah antara lanjut atau udahan), akan lebih pintar dalam membuat kata-kata cinta dan orang yang lagi patah hati akan menciptakan kata-kata cinta yang hebat. So, jika seperti ini, kenapa kita harus lari dari permasalahan hidup. Permasalahan bukan untuk dihindari tapi dihadapi.

No comments:

Post a Comment

Berikanlah komentar terhadap postingan ini tentang keritik atau saran. karena dengan itu kami berharap dapat memperbaiki postingan yang selanjutnya. oleh karena itu komentar anda akan sangat berarti bagi kami. Akhir kata semoga postingan ini bermanfaat bagi anda khususnya, dan umumnya bagi semua orang.

Mohon maaf dari segala kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam penulisan ini, karena admin adalah seseorang yang masih jauh dari hakikat kebenaran yang sebenarnya.

Kalam Tuan syaikh Abdul Qodir Bagian Awal Tentang I'tirod

 قال سيدنا الشيخ محي الدين ابو محمد عبد القدير رضي الله عنه بكرة يوم الأحد بالرباط ثالث الشوال سنة خمس وأربعين وخمسمائة،  Sayidina syaikh ab...