PEMBAHASAN BISMILAH DENGAN PENDEKATAN ILMU NAHWU



Bismilahirrohmanirrohim
perlu diketahui terlebih dahullu bahwa ilmu nahwu adalah ilmu yang membahas aturan bahasa arab, sehingga dikatakan (الصرف ام العلوم والنحو ابوها) ilmu nawu itu adalah bapaknya ilmu, sedangkan ilmu sharaf adalah induknya ilmu, karena dalam bahasa arab ilmu tersebut adalah modal untuk mempelajari ilmu yang lainya yang berbahasa arab pula. adapun perbedaan antara ilmu nahwu dan ilmu sharaf yaitu: ilmu nahwu sebagai ilmu yang akan mengetahui perubahan akhirnya kalimah, sedangkan ilmu sharaf mengetahui awal dan tengahnya kalimah dalam bahasa arab.
sebelum membahas tentang kalam menurut ilmu nahwu, disini saya akan membahas bismilah terlebih dahulu dengan pendekatan ilmu nahwu, karena kata 'ulama 
(ينبغي لكل شارع في فن من الفنون أن يتكلم على البسملة بطرف مما يناسبها ليحصل أربع قواعد الأول وفاء الحق الفن والثاني وفاء الحق البسملة والثالث لأن لا يعود قصورا او تقصيرا والرابع لأن يعود البركة البسملة إلى فن المشروع فيه)
maksudnya : alangkah baiknya sebelum kita membahas suatu materi atau suatu ilmu, baik itu ilmu fiqih, ushul fiqih, shorof, mantiq, balaghoh, tauhid, hadist  ilmu nahwu dan sebagainya, dianjurkan terlebih dahulu untuk membahas bismilah dengan pendekatal ilmu yang bersangkutan, alasanya agar mendapatkan empat faidah:
a. memenuhi hak pan (jenis ilmu) yang akan dikaji
b. memenuhi haknya bismilah
c. agar tidak termasuk orang yang sembarangan
d. agar kena/tertuju berkahnya bismilah terhadap ilmu bersangkutan
sebagaimana dikatakan oleh syaikh sulaiman jamaludin dalam bahasa arab :
من شرع في فن لا يتكلم على البسملة فهو عبث ومن تركها فهو تقصير
(barangsiapa belajar suatu jenis ilmu tanpa mengupas bismilah terlebih dahulu maka dialah orang yang bercanda atau tidak serius dalam bahasa sunda hehereyan, dan barang siapa yang meninggalkan pembahasan bismilah maka dialah orang yang sembarangan terhadap ilmu dalam bahasa sunda gagabah)

Bahasan Bismilah Dengan Pendekatan Ilmu Nahwu

Disini saya insya allah akan sedikit membahas bismilah dengan pendekatan ilmu nahwu, adapun tatacara pembahasanya seperti berikut:
وكيفية تكلم بسملة بطرف مما يناسبها بإعتبار التعلق علم النحو على البسملة. ويتعلق علم النحو على البسملة في خمسة مواضع

bahasan bismilah dengan pendekatan ilmu nahwu adalah dengan cara  meneliti dan mengamati ta'aluqnya ilmu nahwu terhadap bismilah, adapun ta'aluq (hubungan) ilmu nahwu dengan bismilah sebagai berikut:

a. Muta'alaq Bismilah
lafazd بسم الله الرحمن الرحيم itu termasuk tarkib naqis, karena hanya ter diri dari tarkib idofi yaitu بسم الله dan tarkib tausifi yaitu الرحمن الرحيم. tarkib nakis dalam bahasa indonesia berarti susunan kalimatnya belum sempurna, oleh karena susunan bismilah itu belum sempurna maka untuk menyempurnakanya harus mempunyai muta'alaq. adapun muta'alaq untuk menyempurnakan susunan bismilah itu bisa dengan fi'il bisa juga dengan syibhul fi'li atau yang serupa dengan fi'il. sebagaimana disebutkan dalam qayidah:
وعلق الظرف وما ضهاء ### بالفعل أو ما يستوي معناه
Mta'alaq bismilah menurut kufiyun/orang kufah harus dengan fi'il dengan argumen (الأصل في العمل أن يكون فعلا) artinya: asal poko pekerjaan/amal adalah fi'il. adapun pendapat lain yang mengharuskan muta'alak bismilah dengan menggunakan kalimah isim, faham ini adalah fahamnya 'ulama basrah, mereka juga mempunyai argumen bahwa (الأصل في الكلام أن يكون إسمًا) artinya: asal pokok dalam pembicaraan adalah isim. Jadi,untk kita bolh memilh mana saja, karena keduapun punya dalil..Sebgimana keterngan إن كان مدعيا فبالدليل وأن كان معلللا فبحجة tapi yang lebih mu'tamad dlm mslh muta'alaq yaitu basmallah menurut qoul kuffah ( dgn fi'il ) Sbb mnrt ket *li annal fi'la yufiidu tajaddudan wali annal isma yufiidu dawaaman* Apa sbbnya lafadl U'alifu dsbut dgn fi'il khoos ?*Limunaasabati limaa bada'a bilbasmallati* Apa sebbnya fi'il khoos didahulukan dari fi'il aam ?. *liriaayati haqqo khushuushiyyatul maqoom...* 
alhasil: muta'alaq bismilah dengan menggunakan fi'il  dan syibhul fi'li (yang serupa dengan fi'il) baik yang khos (bersifat khusus) ataupun yang 'aam (bersifat umum) ada tujuh jalan.

Contoh muta'alaq didahulukan dengan Menggunakan fi'il dan syibhul fi'li yang bersifat khusus ada tujuh seperti berikut:
  • Fi'il khos taqdirnya: أألف بسم الله الرحمن الرحيم 
  • Hal yang keluar dari fi'ilnya faa'il, wataqdir أألف مستعينا بسم الله الرحمن الرحيم
  • Masdarnya fi'il, wataqdir أالف تأليفا بسم الله الرحمن الرحيم
  • Hal yang keluar dari faa'ilnya masdar, wataqdir أألف تأليفا متباركا بسم الله الرحمن الرحيم
  • Isim faa'il yang keluar dari fi'il, wataqdir أنا مؤلف بسم الله الرحمن الرحيم
  • Hal yang keluar dari isim faa'il, wataqdir أنا مؤلف متباؤكا بسم الله الرحمن الرحيم
  • Jumlah ismiah dengan mubtada yang keluar dari fi'il, wataqdir تأليفي حامل بسم الله الرحمن الرحيم

Berikut adalah Tujuh Contoh muta'alaq didahulukan dengan menggunakan fi'il dan syibhul fi'li yang bersifat 'aam/umum:
  • Fi'il 'aam, taqdirnya: أبتدء بسم الله الرحمن الرحيم 
  • Hal yang keluar dari fi'ilnya faa'il, wataqdir أبتدء مستعينا بسم الله الرحمن الرحيم
  • Masdarnya fi'il, wataqdir أالف تأليفا بسم الله الرحمن الرحيم
  • Hal yang keluar dari faa'ilnya masdar, wataqdir أبتدء إبتداءً متباركا بسم الله الرحمن الرحيم
  • Isim faa'il yang keluar dari fi'il, wataqdir أنا مبتدء بسم الله الرحمن الرحيم
  • Hal yang keluar dari isim faa'il, wataqdir أنا مبتدء متباؤكا بسم الله الرحمن الرحيم
  • Jumlah ismiah dengan mubtada yang keluar dari fi'il, wataqdir إبتدائي حامل بسم الله الرحمن الرحيم
Muta'alaq bismilah di atas adalah muta'alak yang ditaqdim (muta'alaq terletak sebelum kalimat bismilah) karena ada dalil/ilat dalam alquran yaitu اقرأ بسم ربك الذي خلق, adpun faidah muta'alak ditaqdim yaitu لرعية المقام العمل الذي هوالمقدم في الأصل artinya menjaga tempat 'amal yang pada dasarnya muta'alaq bismilah adalah didahulukan.
Bisa juga muta'alak itu ditakhir (muta'alaq diletakan setelah kalimah bismilah). faidahnya adalah للإهتمام karena ada keterangan ذكر المعمول قبل عامله يفيد الإهتمام (mengucapkan ma'muul sebelum 'aamil adalah menunjukan betapa pentingnya permasalahan) seperti contoh dalam alquran إياك نعبد وإياك نستعين 

Jumlah muta'alaq bismilah yang ditakhir sama dengan jumlah muta'alaq yang ditaqdim yaitu ada tujuh, cuman bedanya cara meletakanya seperti contoh berikut ini
Tujuh contoh muta'alaq bismilah yang ditakhir dengan menggunakan fi'il dan syibhul fi'li yang bersifat khos/khusus:
  • بسم الله الرحمن الرحيم أألف
  • بسم الله الرحمن الرحيم أألف مستعينا
  • بسم الله الرحمن الرحيم أألف تأليفا
  • بسم الله الرحمن الرحيم أألف تأليفا متباركا
  • بسم الله الرحمن الرحيم أنا مؤلف
  • بسم الله الرحمن الرحيم أنا مؤلف متباركا
  • بسم الله الرحمن الرحيم تأليفي حامل

Berikut adalah Tujuh contoh muta'alaq bismilah yang ditakhir dengan menggunakan fi'il dan syibhul fi'li yang bersifat 'aam/umum:
  • بسم الله الرحمن الرحيم أبتدء
  • بسم الله الرحمن الرحيم أبتدء مستعينا
  • بسم الله الرحمن الرحيم أبتدء إبتداءً
  • بسم الله الرحمن الرحيم  أبتدء إبتداءً متباركا
  • بسم الله الرحمن الرحيم أنا مبتدء
  • بسم الله الرحمن الرحيم أنا مبتدء متباركا
  • بسم الله الرحمن الرحيم إبتدئي حامل

b. Ba-nya Kalimah Bismilah
Irabnya ba dalam kalimah bismilah adalah mabni kasrah tidak mabni sukun alasanya agar tidak ibtidau bissakin, alasan mabni karena ba termasuk haraf sedangkan  setiap harap mempunyai hak untuk mabni: وكل حرف مستحق للبناء. 

Menurut kajian nahwu ba bismiliah bisa menjadi tiga kategori yaitu sebagai berikut:
  1. ba haraf jar zaidah, yaitu ما لايحتج إلى تعلق يتعلق به وليس لها معنا في نفسها yaitu haraf jar yang tidak membutuhkan muta'alak yang berhubungan denganya, juga tidak memiliki arti tersendiri, jika ba dalam bismilah dimaksudkan ba haraf jar zaidah maka i'robnya bismilah sebagai berikut : الباء حرف جار زائد, والإسم مبتدء مرفع بالإبتدء وعلامة رفعه ضمة مقدرة على أخره منع من ظهورها بإشتغال محال بحركة حرف جار زائد وخبره مخذوف وتقديره مبدوء به الحامل بسم الله الرحمن الرحيم مبدوء به او أبدء به بديعة قوية بحسن نية والإخلاص
  2. ba haraf jar asliyah, yaitu  ما يحتج إلى تعلق يتعلق به  ولها معنا في نفسها yaitu haraf jar yang membutuhkan muta'alaq yang bersangkutan denganya, dan juga memiliki makna tersendiri, jika dalam kalimah bismilah dimaksudkan ba haraf jar asliyah maka pasti ada muta'alak yang dibuang, jika ditampakan kira-kira seperti ini: إسم الذات الجامعة على جميع الصفة الألوهية المنعم بجلائل النعم المنعم بدقائقها أألف هذا الكتاب المسمى بألفية مثلًا حال كون مستعينا ومتباركا ليحصل البركة بذكر إسم من اسماء الله
  3. ba haraf qosamiah/ media untuk bersumpah, ba kategori ini sangat membutuhkan jawab qosam, jika ba dalam bismilah dimaksudkan ba qosamiyah maka jawab qosamnya misalkan: بسم الله الرحمن الرحيم لأألف.
Adapun makna ba yang tekandung dalam bismilah adalah sebagai ba istianah atau ba musohabah, kita tinggal milih karena keduanya juga boleh, tapi kalau yang paling tepat adalah ba bimakna isti'anah sebagaimana dijelaskan dalam kitab alfiyyah hudoriy.

c. Susunan Lafadz Ismu Terhadap Lapadz Allah
Susunan lafadz ismu terhadaf lafadz allah adalah susunan tarkib idofi, arti tarkib idofi adalah suatu kalimah yang terdiri dari mudof dan mudof ilaih, ismu adalah mudof dan lafadz allah mudof ilaih, definisi atau ta'rif dari tarkib idofi adalah نسبة تقييدية تقتض انجرار ثانهما أبدًا yaitu nisbat atau hubungan bangsa kayid yang keduanya (mudof) minta untuk dijarkan selamanya. sebab ada keterangan وحق المضاف اليه أن يكون مجرورًا بالأول. haknya mudof ilaih adalah dijarkan oleh mudof, dalam arti mudof harus selamanya menjarkan mudof ilaih.

d. Lafadz Arrahman
e. Lafadz Arrahim
lafadz arrahman dan arrahim merupakan sifat atau na'at dari lafadz allah. bentuk na'at seperti ini bisa di kotho juga bisa di itba' karena alasan man'utnya yaitu lafad allah bersifat mu'ayan/tertentu, arti mu'ayan adalah mausuf yang sudah jelas meski tidak disebutkan sebagian atau semua sifatnya. sebagaimana syaikh ibnu malik berargumen:
واقطع اواتبع إن يكن معينا ## بدونها او بعضها اقطع معلنا
Arti kotho adalah قطع الحكة الصفة بموصوفها memutuskan harkat sifat dari mausufnya, contoh بسم اللهِ الرحمنَ الرحيمّ coba lihat dicontoh itu, lafadz arrahman dan arrahim keduanya adalah nasab  sedangkan lafadz allah adalah khofad, seperti itulah yang disebut kotho. dalam pengucapan bismilah atau penulisanya bisa sembilan macam namun yang diperbolehkan hanya tujuh. yang diperbolehkan seperti contoh berikut:
الرحمن الرحيم (kasrah ba'da kasrah)

الرحمن الرحيم  (nasab ba'da kasrah)
الرحمن الرحيم  (rafa' ba'da kasrah)
الرحمن الرحيم  (rafa' ba'da rafa')
الرحمن الرحيم  (nasab ba'da nasab)
الرحمن الرحيم  (nasab ba'da rafa')
الرحمن الرحيم  (rafa' ba'da nasab)

tidak mungkin nasab ataupun rafa jika tidak ada amil/yang merintahnya, jika nasab berarti 'amilnya adalah fi'il takdirnya misalkan أمدح atau أعني. jika rafa'a berarti 'amilnya adalah mubtada yang dibuang wataqdiruhu hua. jika kurang faham silahkan kaji dalam alfiyyah bait di bawah ini:
وارفع اوانصب إن قطعت مضمرا ## مبتدءً لو ناصبًا لا يظهرا
catatan: yang tidak boleh adalah itba' ba'da kotho, alasan karena النعت والمنعوت كالجزء واحد antara sifat dan mausuf bagaikan satu juz yant tidak dapat terpisahkan lagi. contoh yang tidak boleh:
الرحمنِ الرحيمَ (patah setelah kasrah) dan الرحمنِ الرحيمُ (domah setelah kasrah)

Arti itba' dalam artian nahwu adalah mengikuti harkat sebelumnya contoh ِبسم اللهِ الرحمنِ الرحيم perhatikanlah lafadz arrahman dan arrahim pada contoh tersebut, keduanya khofad karena mengikuti khofadnya lafadz allah,


KALAM DAN SUSUNANYA

wallahu 'alam bissawab



Kalam Tuan syaikh Abdul Qodir Bagian Awal Tentang I'tirod

 قال سيدنا الشيخ محي الدين ابو محمد عبد القدير رضي الله عنه بكرة يوم الأحد بالرباط ثالث الشوال سنة خمس وأربعين وخمسمائة،  Sayidina syaikh ab...