Oleh : Abdillah
Nietzsche bersabda, Setiap manusia, siapapun dia memiliki kehendak untuk berkuasa, secara psikologi, memang pada dasarnya manusia secara naluriah memiliki keinginan untuk berkuasa.yakni memiliki moralitas Tuan, manusia yang bebas. Namun, Nietzsche menyatakan, tidak semua orang mampu merealisasikan kehendaknya, hanya manusia yang memiliki akal yang tinggi atau manusia unggul yang mampu merealisasikan kehendak bebas tanpa batas.
Manusia unggul adalah manusia yang memiliki moralitas Tuan, manusia yang memiliki kepribadian ideal menurut Nietzsche. Manusia yang melepaskan semuanya, termasuk Tuhan, agama dan moral dan norma. Manusia yang memiliki moralitas Tuan, ialah manusia yang tidak bertumpu lagi terhadap kepercayaan terhadap sesuatu diluar dirinya, seorang individu yang memiliki pemahaman yang dalam terhadap diri.
Menurut Nietzsche, moralitas Tuan itu, manusia yang tidak lagi terkungkung oleh agama, moral dan bahkan Tuhan. Seseorang melakukan sesuatu karena kemampuannya sendiri, tanpa ada bantuan Tuhan atau hal-hal yang diluar dirinya. “ Tuhan telah mati” adalah ungkapan Nietzsche dimana ia mau melepaskan diri dari yang namanya Tuhan, dan dewa – dewi yang selama ini membungkam kebebasan manusia. Salah satunya ialah moralitas Kristen yang selalu membungkam kemanusiaan, moraitas kristen ibaratkan obat bius, yang membius semua manusia agar tetap merasakan ketenangan dan pasrah akan kehidupan, agama Kristen adalah agama pemerkosa kesadaran manusia dan menjauhi kenyataan hidup. Mengajarkan manusia agar pasrah dengan berbagai iming-iming kehidupan akhirat yang bahagia. Moralitas Kristen mengajarkan manusia untuk pasif dan lemah terhadap kenyataan hidup.
Moralitas terbalik yang diajarkan Kristen ialah manusia yang lemah dan sakit dianggap sebagai pemilik nilai yang tinggi didunia sana. Sedangkan Kata Nietzsche setiap manusia harus setia kepada dunia ini, tanpa harus percaya akan adanya harapan-harapan dunia diseberang sana. Tuhan itu tidak ada, yang ada adalah manusia unggul atau manusia atas, manusia yang memiliki nilai-nilai tinggi. Manusia unggul lah yang menjalankan kehidupan, tanpa manusia unggul kehidupan manusia akan kacau dan tidak berarti.
Untuk menjadi manusia unggul yang memiliki moralitas tuan, kata Nietzsche hanya bisa dicapai melalui penderitaan. Dan hampir semua filsuf eksistensialisme berpendapat bahwa orang yang menderita dan cemas akan berpikir lebih aktif dan akan menemukan dirinya dalam kecemasan manusia akan mencapai eksistensinya.
Menurut Nietzsche, dengan melalui proses cemas dan kesendirianlah manusia dapat mencapai eksistensi dan menemukan kesadaran dirinya sendiri. Sesuatu yang asli dari dirinya sendiri. Sebaliknya Nietzsche sangat membenci manusia yang selalu mengikuti pola-pola umum, manusia yang terkungkung oleh agama, moral dan norma. Manusia yang hanya pasif menerima kultur, yang tertindas oleh aturan-aturan bersama. Dan ini disebut Nietzsche manusia bermoral budak. Agama Kristen bagi Nietzsche adalah kumpulan-kumpulan manusia bermoral budak, karena mereka selalu mengajarkan kesabaran dan kesamaan derajat, yang padahal menurut Nietzsche, penyamaan derajat tidaklah mungkin, karena harus ada manusia unggul, yang mampu menggerakan kehidupan.
Apalagi Nietzsche sangat dengan doktrin Kristen tentang konsep baik dan buruk, karena seakan –akan manusia terpaksa untuk masuk kedalamnya. Yang menurut Nietzsche seharusnya manusia harus mengikuti aturan yang datang dari dirinya sendiri dan bukan yang datang dari luar dirinya. Sesuatu yang datang dari luar dirinya termasuk agama bias diterima selama masih memberikan kebebasan dan mengangkat harkat manusia seutuhnya.
No comments:
Post a Comment
Berikanlah komentar terhadap postingan ini tentang keritik atau saran. karena dengan itu kami berharap dapat memperbaiki postingan yang selanjutnya. oleh karena itu komentar anda akan sangat berarti bagi kami. Akhir kata semoga postingan ini bermanfaat bagi anda khususnya, dan umumnya bagi semua orang.
Mohon maaf dari segala kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam penulisan ini, karena admin adalah seseorang yang masih jauh dari hakikat kebenaran yang sebenarnya.