مَتى أعْطاكَ أَشْهَدَكَ بِرَّهُ، وَمَتى مَنَعَكَ أَشْهَدَكَ قَهْرَهُ. فَهُوَ في كُلِّ ذلِكَ مُتَعَرِّفٌ إلَيْكَ وَمُقْبِلٌ بِوُجودِ لُطْفِهِ عَلَيْكَ.
Manakala Allah memberimu anugrah, maka berarti Dia memperlihatkan belas kasih-Nya kepadamu, apabila Dia menahan pemberian untukmu, maka berarti Dia memperlihatkan kekuasaan-Nya kepadamu. Dan pada semua kondisi itu, Dia memperkenalkan diri kepadamu serta menghadapimu dengan kelembutan-Nya
إنَّما يُؤلِمُكَ المَنْعُ لِعَدَمِ فَهْمِكَ عَنِ اللهِ فيهِ.
Penolakan dari Allah terasa pedih bagimu hanya karena engkau tidak mengerti rahmat Allah dibalik penolakan itu
رُبَّما فَتَحَ لَكَ بابَ الطّاعَةِ وَما فَتَحَ لَكَ بابَ القَبولِ. وَرُبَّما قَضى عَلَيْكَ بِالذَّنْبِ فَكانَ سَبَبَاً في الوُصولِ.
Boleh jadi Allah membuka pintu ketaatan bagimu, akan tetapi tidak (belum) membuka pintu pengabulan (diterimanya ketaatan itu). Dan boleh jadi pula Allah menakdirkanmu berbuat dosa, akan tetapi ternyata dosa itu menjadi penyebab sampainya tujuan engkau kepada-Nya.
مَعْصِيَةٌ أَورَثَتْ ذُلاً وافْتِقاراً خَيرٌ مِنْ طاعَةٍ أوْرَثَتْ عِزّاً وَاسْتِكْباراً.
Kemaksiatan yang menimbulkan rasa hina dan rasa membutuhkan (penyesalan) jauh lebih baik daripada ketaatan yang menimbulkan rasa bangga dan kesombongan
نِعْمَتانِ ما خَرَجَ مَوْجودٌ عَنْهُما، وَلا بُدَّ لِكُلِّ مُكَوَّنٍ مِنْهُما: نِعْمَةُ الإيجادِ، وَنِعْمَةُ الإِمْدادِ.
Ada dua nikmat yang tidak satu pun makhluk terlepas darinya, dan setiap makhluk pasti tersentuh oleh keduanya, yaitu nikmat diciptakan dan nikmat yang menyusulnya (pemenuhan kebutuhan)
أَنْعَمَ عَلَيْكَ أوَّلاً بالإيجادِ وَثانِياً بِتَوالي الإمْدادِ.
Pertama-tama Allah memberimu nikmat penciptaan (ijad) dan yang kedua nikmat pemenuhan kebutuhan yang tidak pernah terputus (imdaad)
فاقَتُكَ لكَ ذاتِيَّةٌ، وَوُرودُ الأسْبابِ مُذَكِّراتٌ لَكَ بِما يَخْفى عَلَيْكَ مِنْها، وَالفاقةُ الذّاتِيَّةُ لا تَرْفَعُها العَوارِضُ.
Merasa membutuhkan (Allah) adalah waktu aslimu (sebagai manusia). Sedangkan asbab adalah menjadi pengingatmu terhadap apa yang tersembunyi dalam waktu aslimu itu. Dan kebutuhan-kebutuhan mendasar (pada Allah) itu tidak bisa dicampakkan oleh sesuatu di luar nya
خَيْرُ أوْقاتِكَ وَقْتٌ تَشْهَدُ فيهِ وُجودَ فاقَتِكَ. وَتُرَدُّ فيهِ إلى وُجودِ ذِلَّتِكَ.
Sebaik-baik waktumu adalah saat-saat di mana engkau menyadari akan kebutuhanmu (kepada Allah), dan karenanya engkau pun kembali mengakui akan kerendahan dirimu (di hadapan-Nya)
مَتى أَوْحَشَكَ مِنْ خَلْقِهِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ يُريدُ أَنْ يَفْتَحَ لَكَ بابَ الأُنْسِ بهِ.
Apabila Allah telah membuatmu merasa bosan dengan makhluk, maka ketahuilah, bahwa Dia hendak membukakan untukmu pintu keintiman dengan-Nya
مَتى أطْلَقَ لِسانَكَ بِالطَّلَبِ فَاعْلَمْ أنَّهُ يُريدُ أنْ يُعْطِيَكَ.
Ketika Allah mengendurkan (memudahkan) lidahmu untuk meminta (kepada-Nya), maka ketahuilah, bahwa Dia hendak memberimu
العارِفُ لا يَزولُ اضْطِرارُهُ، وَلا يَكونُ مَعَ غَيْرِ اللهِ قَرارُهُ.
Seorang ‘arif tak kunjung hilang kebutuhannya (kepada Allah), dan apabila dia bersandar kepada selain Allah, niscaya tidak akan pernah tenang.
أنارَ الظَّواهِرَ بِأنْوارِ آثارهِ، وَأنارَ السّّرائِرَ بِأنْوارِ أوْصافِهِ. لِأَجْلِ ذلِكَ أَفَلَتْ أنْوارُ الظَّواهِرِ، وَلَمْ تَأفلْ أنْوارُ القُلوبِ وَالسَّرائرِ وَلِذلِكَ قِيلَ: إنّ شَمْسَ النَّهارِ تَغْرُبُ بِاللَيـلِ وَشَمْسُ القُلوبِ لَيْسَتْ تَغيبُ
Allah menerangi alam lahir dengan cahaya makhluk-Nya, dan menerangi rahasia hati dengan cahaya sifat-Nya. Karena itulah cahaya alam lahir terbenam, sementara cahaya hati dan rahasia hati tidak akan terbenam. Karena itu dikatakan: sesungguhnya matahari siang terbenam kala malam menjelang, namun matahari hati tidak akan pernah terbenam.
ليُخَفِّفْ أَلمَ البَلاءِ عَلَيْكَ عِلْمُكَ بِأَنَّهُ سُبْحانَهُ هُوَ المُبْلي لَكَ. فَالَّذي واجَهَتْكَ مِنْهُ الأقْدارُ هُوَ الَّذي عَوَّدَكَ حُسْنَ الاخْتِيارِ.
Agar pedihnya ujian terasa ringan, hendaklah engkau mengetahui bahwa Allah-lah yang tengah mengujimu. Dan karena yang menimpakan takdir-Nya kepadamu adalah Zat yang juga biasa memberimu sebaik-baik pilihan (dalam hidup)
مَنْ ظَنَّ انْفِكاكَ لُطْفِهِ عَنْ قَدَرِهِ فَذلِكَ لِقُصورِ نَظَرِهِ.
Barangsiapa mengira kelembutan Allah itu terlepas dari takdir-Nya, maka itu karena kedangkalan pandangannya
لا يُخافُ عَلَيْكَ أنْ تَلتَبِسَ الطَّريقُ عَلَيْكَ، وَإنَّما يُخافُ عَلَيْكَ مِنْ غَلَبَةِ الهَوى عَلَيْكَ.
Tidaklah dikhawatirkan bahwa berbagai jalan menuju Allah akan membingungkan. Namun yang dikhawatirkan adalah, kalau sampai hawa nafsu menguasaimu
سُبْحانَ مَنْ سَتَرَ سِرَّ الخُصوصِيَّةِ بِظُهورِ البَشَرِيَّةِ، وَظَهَرَ بِعَظَمَةِ الرُّبوبِيَّةِ في إظْهارِ العُبُودِيَّةِ.
Mahasuci Allah yang telah merahasiakan keistimewaan orang-orang pilihan (para wali) dengan menampakkan sifat-sifat manusia yang umum, dan yang telah menampakkan kebesaran akan sifat-sifat Rububiyah-Nya dengan menampakkan sifat-sifat penghambaan (ubudiyah) yang dilakukan mereka.
لا تُطالِبْ رَبَّكَ بِتَأَخُّرِ مَطْلَبِكَ وَلكِنْ طالِبْ نَفْسَكَ بِتَأَخُّرِ أَدَبِكَ.
Janganlah menuntut Rabbmu karena permohonanmu belum dikabulkan oleh-Nya. Akan tetapi, tuntutlah dirimu sendiri yang mungkin belum memenuhi syarat bagi suatu permohonan.
مَتى جَعَلَكَ في الظَّاهِرِ مُمْتَثِلاً لِأَمْرِهِ، وَرَزَقَكَ في الباطِنِ الاسْتِسْلامَ لِقَهْرِهِ، فَقَدْ أَعْظَمَ المِنَّةَ عَلَيْكَ.
Apabila Allah membuatmu tunduk kepada perintah-Nya secara lahiriyah, dan menyuruhmu menyerah kepada kekuasaan-Nya secara bathiniah, maka berarti Allah telah memberi karunia besar kepadamu
Alhamdulillah bagus kak... Cuma alangkah lebih bagusnya, apabila ada kegiatan interpretasi dari segi konteks... Mohon maaf, hanya sekedar masukan kak 🙏
ReplyDeleteTerimakasih masukannya. Semoga bermanfaat
ReplyDelete