“kejemuan adalah akhir dari rentetan tindakan hidup bagai mesin” (Albert Camus)

Oleh : Abdillah

Hidup itulah saat manusia merasakannya, saat menyadari keadaan sekaligus kehadirannya ditengah manusia dan alam. Manusia ada begitu saja dimuka bumi ini, tanpa bisa menawar akan kehadirannya, manusia dengan secara tiba-tiba saja ada di dunia ini. maka tidaklah salah jika dalam meniti jalan hidupnya manusia terkadang sampai pada persimpangan jalan. 

Manusia merasa bingung kemana ia harus melangkahkan kakinya, tapi itulah indahnya manusia dibandingkan dengan mahluk lainnya yang tak pernah menemukan arti jalan hidup. Memang Tak ada cara atau metode yang pasti untuk menjalani hidup, semua manusia hanya meniti saja jalannya sendiri-sendiri. Manusia selamanya belajar bagaimana menjalani hidup. Dengan belajarnya manusia akan arti hidup, maka tak ada kepastian tentang manusia yang paham tentang hidup.

Sungguh sangat naïf, jika ada manusia yang mengaku dirinya sudah mengerti hidup. Manusia pastinya selalu mencari makna hidup dan bahkan sepanjang perjalanan hidupnya. Ketidakpastian inilah yang akan menemani detik demi detik perjalanan hidupnya. Ketidakpastian adalah misteri manusia yang tak akan pernah terpecahkan selama hidupnya, karena ketidakpastiaan itu naluri setiap manusia yang memikirkan hidupnya.

Namun, ada sebagian manusia yang acuh terhadap kehidupan, manusia semacam ini hanya hidup mengikuti alur saja, tanpa memikirkan kehidupan. Ia hanya sibuk dengan aktivitasnya sendiri yang terus menerus dilakukan dari waktu ke waktu, tanpa memikirkan dan menanyakan kenapa dirinya berbuat. Sesuatu yang mampu membuat ia bahagia.

Dengan mengikuti kegiatan dan penadapat orang banyak menjadikan kita lupa terhadap diri kita sendiri. Kebanyakan manusia tidak menyadari sesuatu yang dikerjakannya sendiri, dalam bahasa Sartre, manusia hanya melakukan sesuatu dalam diri sendiri bukan untuk diri, sehingga kebanyakan manusia terjebak dengan rutinitas, kegiatan yang semu. Seperti halnya manusia hanya focus pada pekerjaan dan tidak menyadari cara bekerjanya. Dosen yang sibuk dengan mengajar dan memperhatiakan mahasiswa, petani yang sibuk dengan mencangkulnya, ibu-ibu rumah tanggga hanya disibukan dengan memasak dsb. Tanpa mereka menyadari arti dari bekerja itu sendiri. Sungguh ironis. Bagaimana seseorang yang terjebak rutinitas tanpa menyadari kesadarannya.

Bagi Sartre kesadaran adalah hal yang terpenting, namun Sartre membagi kesadaran dalam dua macam, reflektif dan prareflektif, kesadaran reflektif ialah sesuatu yang sudah dipikirkan kembali, yaitu saat kita mulai menyadari tindakan-tindakan kita.

sedangkan prareflektif adalah sesuatu yang belum dipikirkan kembali. Saat seseorang terjebak rutinitas, seperti halnya kita, ketika bangun tidur dipagi hari apakah kita menyadari kaki mana dulu yang kita turunkan kelantai? Saya rasa tidak kita sadari. Kita akan mengatakan ini suatu yang biasa sehingga kita pun tak pernah memikirkan kaki mana dulu yang diturunkan, dalam bahasa Bouerdieu, hal ini dikatakan dengan Habitus.

Ada banyak hal kegiatan yang kita lakukan dalam hidup ini, mulai kita bangun tidur terus mandi, makan, nunggu angkutan umum, bekerja seharian di kantor atau belajar dikampus dan hingga kembali lagi kerumah dan tidur kembali. Apakah hidup hanya seperti ini? Saya rasa tidak.

No comments:

Post a Comment

Berikanlah komentar terhadap postingan ini tentang keritik atau saran. karena dengan itu kami berharap dapat memperbaiki postingan yang selanjutnya. oleh karena itu komentar anda akan sangat berarti bagi kami. Akhir kata semoga postingan ini bermanfaat bagi anda khususnya, dan umumnya bagi semua orang.

Mohon maaf dari segala kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam penulisan ini, karena admin adalah seseorang yang masih jauh dari hakikat kebenaran yang sebenarnya.

Kalam Tuan syaikh Abdul Qodir Bagian Awal Tentang I'tirod

 قال سيدنا الشيخ محي الدين ابو محمد عبد القدير رضي الله عنه بكرة يوم الأحد بالرباط ثالث الشوال سنة خمس وأربعين وخمسمائة،  Sayidina syaikh ab...