Perilaku organisasi


Perilaku organisasi adalah satu bidang kajian ilmu yang menyelidiki dampak dari individu, kelompok dan struktur atas perilakunya di dalam organisasi, dengan tujuan untuk menerapkan ilmu tersebut guna meningkatkan efektivitas organisasi (Hasibuan, 2006:121).

Kaith Davis mengatakan bahwa perilaku organisasi adalah studi dari aplikasi ilmu tentang bagaimana orang berperilaku dalam organisasi. Perilaku organisasi juga merupakan perilaku manusia dalam suatu kelompok yang berbeda-beda dalam konteks organisasi. Aliran perilaku organisasi menganut perinsip bahwa:
  1. Organisasi adalah suatu keseluruhan dan jangan dipandang sebagai bagian perbagian.
  2. Motivasi anggota organisasi sangat penting yang menghasilkan komitmen untuk pencapaian tujuan organisasi.
  3. Management tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknis secara ketat dalam peran, prosedur dan prinsip (Tim dosen UPI, 2011:98).
Mempelajari perilaku organisasi bukan mempelajari bagaimana organisasi itu berperilaku, tetapi mempelajari bagaimana anggota organisasi itu berperilaku. Mempelajari bagaimana para anggota organisasi berperilaku berarti berusaha memahami perilaku manusia. Memahami perilaku manusia adalah suatu hal yang sangat sulit karena setiap manusia sebagai individu mempunyai perilaku yang berbeda-beda. Demikian pula perilaku manusia dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu perilaku intern dan perilaku ekstern.
  1. Perilaku intern, adalah perilaku-perilaku yang dipengaruhi oleh faktor genetika, yaitu segala hal yang dibawa sejak orang itu lahir sehingga merupakan warisan dari orang tuanya. Untuk mengetahui gambaran umum hal-hal yang berhubungan dengan faktor genetika maka dapat dipergunakan data-data yang lengkap tentang latar belakang dari yang bersangkutan. Bagi seorang pemimpin organisasi, data-data tentang latar belakang dari para anggota organisasi sangat penting dalam rangka mengarahkan dan mengembangkan perilaku organisasi yang positif.
  2. Perilaku ekstern, adalah perilaku yang dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya faktor lingkungan. Yang dimaksud dengan faktor lingkungan adalah segenap situasi dan kondisi yang dihadapi sehari-sehari oleh seseorang dalam hidupnya. Memang diakui bahwa untuk mengubah perilaku yang berdasarkan pada pembawaan (sifat, tabiat dan karakter) sangat sulit, tetapi paling tidak lingkungan akan dapat menetralkannnya (Wursanto, 2002:276).
Perilaku, selain dapat dibedakan menjadi perilaku intern dan ekstern, dapat pula dibedakan menjadi perilaku individu dan kelompok, perilaku negatif dan fositif, perilaku nyata dan perilaku yang diarahkan.

a. Perilaku individu dan perilaku kelompok
Pada dasarnya setiap individu tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, maka untuk dapat memenuhi kebutuhannya itu ia menjadi anggota dari berbagai kelompok, yang menurut pandangannya akan dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan dan menyalurkan aspirasinya. Apabila individu itu masuk menjadi anggota kelompok, maka segala sifat, watak dan kepribadiannya akan ikut dibawa masuk ke dalam kelompok. Bagi seorang pemimpin organisasi, kegiatan mengarahkan perilaku individu ke dalam perilaku organisasi merupakan pekerjaan yang sangat sulit, karena berhubungan dengan faktor kejiwaan. Untuk mengarahkan perilaku individu ke arah perilaku organisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: 
  • Memberikan pengarahan bahwa kegagalan mencapai tujuan organisasi juga merupakan kegagalan bagi setiap individu dalam usaha memenuhi kebutuhan pribadinya. 
  • Dengan menjalankan teknik-teknik kepemimpinan yang cocok, misalnya dengan teknik persuasif, teknik penerangan, teknik propaganda dan teknik komunikasi. 
  • Menetapkan berbagai ketentuan dan peraturan yang harus ditaati setiap anggota, yang dengan pemberian sangsi bagi mereka yang melanggar ketentuan tersebut. 
  • Meningkatkan hubungan dalam organisasi khususnya hubungan personal yang serasi di kalangan para anggota, sehingga tercipta loyalitas yang tinggi antara pemimpin dengan bawahan. 
  • Memberikan kesempatan kepada para anggota untuk memberikan saran-saran yang berhubungan dengan kepentingan organisasi (Wursanto, 2002:277).
b.Perialku negatif dan perilaku positif
Orang tidak selalu berperilaku menurut aturan dan norma yang berlaku. Dalam kehidupan sehari-hari orang sering berperilaku yang bertentangan atau menyimpang dari aturan, terlepas karena sengaja atau tidak. Perilaku yang didasarkan atas aturan yang berlaku dinamakan perilaku positif, dan perilaku yang menyimpang dari aturan yang berlaku dinamakan perilaku negatif. Perilaku positif perlu dipertahankan dan dikembangkan, dalam hal ini peran pimpinan dalam membina para anggotanya perlu mendapat prioritas (Wursanto, 2002:278).
c.Perilaku nyata dan perilaku yang diarahkan
Dua macam ini sebenarnya berhubungan dengan perilaku negatif dan positif. Baik perilaku negatif maupun positif kedua-duanya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu perilaku negatif yang nyata dan perilaku positif yang nyata, perilaku negatif yang diarahkan dan perilaku positif yang diarahkan. 
  • Perilaku negatif yang nyata, adalah perilaku yang bertentangan dengan aturan dan norma-norma yang merupakan perilaku murni, tidak dibuat-buat, sesuai dengan tabiat orang tersebut. 
  • Perilaku positif yang nyata, adalah perilaku yang didasarkan aturan dan norma-norma yang berlaku yang dilakukan atas dasar kesadaran dari orang yang bersangkutan, bukan karena takut hukuman atau sangsi dari organisasi. 
  • Perilaku negatif yang diarahkan, adalah perilaku yang bertentangan dengan aturan dan norma yang berlaku di mana perilaku itu dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar lingkungan. 
  • Perilaku positif yang diarahkan, adalah perilaku yang tidak bertentangan dengan aturan dan norma yang berlaku di mana perilaku itu dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar atau disebabkan oleh suatu motif tertentu (Wursanto, 2002:278-279). 
Ada dua pendekatan dalam perilaku organisasi yang perlu dibahas, antara lain: pendekatan pertama, oraganisasi dikatakan efektif jika organisasi telah mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Seperti yang dikatakan oleh Miskel, organisasi dapat dikatakan efektif apabila tujuan-tujuan organisasi dapat dicapai atau direalisasikan. Pendekatan kedua, organisasi dikatakan efektif jika organisasi itu mampu mengambil keuntungan dari situasi lingkungan dan mendayagunakan sumber-sumber yang bermanfaat (Soetopo, 2010:53).

Dalam teori perilaku organisasi, para anggota organisasi harus memiliki prosedur untuk:
  1. membuat tujuan bersama dan keputusan atas nama kolektivitas, 
  2. mendelegasikan otoritas betindak kepada individu untuk kolektivitas, 
  3. membentuk kawasan kolektivitas dan kawasan dunia (Soetopo, 2010:8). 

No comments:

Post a Comment

Berikanlah komentar terhadap postingan ini tentang keritik atau saran. karena dengan itu kami berharap dapat memperbaiki postingan yang selanjutnya. oleh karena itu komentar anda akan sangat berarti bagi kami. Akhir kata semoga postingan ini bermanfaat bagi anda khususnya, dan umumnya bagi semua orang.

Mohon maaf dari segala kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam penulisan ini, karena admin adalah seseorang yang masih jauh dari hakikat kebenaran yang sebenarnya.

Kalam Tuan syaikh Abdul Qodir Bagian Awal Tentang I'tirod

 قال سيدنا الشيخ محي الدين ابو محمد عبد القدير رضي الله عنه بكرة يوم الأحد بالرباط ثالث الشوال سنة خمس وأربعين وخمسمائة،  Sayidina syaikh ab...