Aku Bagaikan Embun Yang Selalu Merindukan Pagi

aku bagaikan embun yang selalu merindukan pagi
ia hadir walau harus mati bersama gerangnya mentari
aku berada pada jiwa yang menggigil dalam pelukan sunyi
tak ada hangat walau sehangat mentari
hanya sedikit sejuk yang tersisa menyelimuti rasa

tuan, izinkan aku untuk menjamah cahayamu
agar suasana hati tak segelap malam hari
hingga warna-warni pagi dapat kutanggkap
dan cinta yang berceceran dapan kurapikan kembali
terangilah ia walau hanya dengan setitik cahayamu
agar semua hak-hak bisa tampak di kelopak mata

aku bagaikan embun yang selalu merindukan pagi
cintaku, tak dapat aku katakan cinta
meski setiamu selalu aku yakini keabadiannya
aku tetap tak ingin katakan aku cinta kamu
bagaikan embun yang selalu merindukan pagi
walau tanpa kata, ia selalu kaya dengan arti cinta
itulah setiaku padamu

aku bagaikan embun yang selalu merindukan pagi
selalu setia untuk menyejukan suasana
tak perduli, dengan lemparan cacian dan cemoohan yang selalu bertubi-tubi datang menamparku
ini kuungkapkan semua, bukan bermaksud riya
percayalah, sejukku takkan sirna bersama lenyapnya dunia...

No comments:

Post a Comment

Berikanlah komentar terhadap postingan ini tentang keritik atau saran. karena dengan itu kami berharap dapat memperbaiki postingan yang selanjutnya. oleh karena itu komentar anda akan sangat berarti bagi kami. Akhir kata semoga postingan ini bermanfaat bagi anda khususnya, dan umumnya bagi semua orang.

Mohon maaf dari segala kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam penulisan ini, karena admin adalah seseorang yang masih jauh dari hakikat kebenaran yang sebenarnya.

Kalam Tuan syaikh Abdul Qodir Bagian Awal Tentang I'tirod

 قال سيدنا الشيخ محي الدين ابو محمد عبد القدير رضي الله عنه بكرة يوم الأحد بالرباط ثالث الشوال سنة خمس وأربعين وخمسمائة،  Sayidina syaikh ab...