Hidup adalah perjuangan, itu adalah semboyan salah satu temanku disebuah
pesantren, pesantren dengan santri tidak kurang dari delapan ratus santri dan
santriwati, pengajian yang diusung dengan perogram yng begitu padat,
para dewan guru dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang berbeda, diantara mereka ada yang dari al-azhar, ada yang lulusan australia, ada juga yang dari bandung, bahkan ada juga yang tidak pernah merasakan sibuknya duduk dibangku kuliah. Cara menyampaikan pesan-pesan islamnya diwarnai dengan perbedaan yang selalu membuat santri dan santriawatinya semakin tidak puas dengan metode mengajarnya. Berjuta keluhan yang dilemparkan membuat sang pimpinan merenung dengan penuh kebingungan.
para dewan guru dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang berbeda, diantara mereka ada yang dari al-azhar, ada yang lulusan australia, ada juga yang dari bandung, bahkan ada juga yang tidak pernah merasakan sibuknya duduk dibangku kuliah. Cara menyampaikan pesan-pesan islamnya diwarnai dengan perbedaan yang selalu membuat santri dan santriawatinya semakin tidak puas dengan metode mengajarnya. Berjuta keluhan yang dilemparkan membuat sang pimpinan merenung dengan penuh kebingungan.
Kehidupan jaman sekarang sangat sulit untuk dijalankan, berjuta kemewahan
sering menghambat pemikiran, perlu direnungkan bahwa sebahagian kemewahan itu
adalah tipuan yang secara tidak sadar kitapun terjerumus kedalamnya, diakui
atau tidak memang itu kenyataanya, iya kemewahan itu penting dan dianggap
sebuah kebutuhan dalam kehidupan dengan berjuta kemajuan, tapi ingat kemewahan
itu tidak semuanya menguntungkan.
Berjuta remaja dengan kehidupan bermerekan moderen membuat mereka lupa
terhadap pesan berharga dari lidah pahlawan dengan karangan kitabnya yang tak
terhingga jumlahnya. Karangan atau tulisan para pahlawan itu berisikan ribu-ribu
pesan dan berjuta penjelasan tentang islam, dengan penuh keikhlasan mereka
menyimpan mutiara-mutiara pemahamanislam dalam sebuah goresan tinta untuk kita
semua yang menjadi penerus perjuangan islam.
Wahai para remaja islam, sadarkah kita bahwa kehidupan ini adalah sebuah
harapan, kehidupan ini adalah sebuah perjuangan, coba kita renungkan sedikit
tentang akhirat, itulah masa depan kita, inginkah kita hidup bahagia di alam
sana, sudah tahukah kita cara mendapatkan kebahagiaanya. tentunya semua itu membutuhkan
bimbingan ulama, mereka adalah pahlawan islam, mereka adalah penerus
rosullulloh, mereka adalah warisan para nabi, warisan para rosul yang harus
kita teladani, mereka adalah orang-orang yang sukses mengerjakan titah tuhan, diantara mereka ada yang berkorban
menghabiskan waktu hidupnya hanya ingin menampung hadits-hadits sohih
rosululloh SAW, agar kita mengetahui pesan-pesan dari baginda tercinta
rosululloh SAW, diantara mereka ada juga yang menghabiskan tinta untuk
menjelaskan maqsud al-quran agar kita semua mengerti dengan pesan-pesan alloh
yang tersurat dalam al-quran.
Coba kita renungkan tentang masa depan islam. Sungguhlah sangat menyedihkan
keberadaanya semakin mengenaskan, siapa lagi pembelanya jika bukan kita, kita
adalah tulang punggungnya, ya kita adalah tulang punggung islam, cobalah
mengerti dengan kehidupan sendiri jangan dulu orang lain, perbaiki dulu diri
sendiri, tanamkanlah hakikat islam itu dalam dada, dalam perbuatan, dalam
perkataan, jangan hanya pengakuan saja. Ayoo kita saling memberi pengertian
sesama teman tentang islam agar menjadi jamaah dengan limpahan rahmat dan kasih
sayang alloh, jangan sia-siakan kehidupan yang hanya sekejap ini, sadarkan kita
akan pergi... iyaa kita pasti akan pergi menuju ilahi dengan penuh tanggung
jawab.
Semoga kita menjadi manusia, semoga kita tidak termask iblis yang
bertopengkan manusia, semoga juga kita tidak termasuk binatang yang mengatas
namakan manusia, semoga saja kita bisa menilai diri sendiri, semoga saja kita
bisa memperbaiki kehidupan diri sendiri dan orang sekitar kita. Wahai sahabatku
jangan engkau lupakan penjelasan tuhan untuk selalu beriman dan berbuat
kebajikan, jangan lupa juga kita harus selalu saling nasihat-menasihati satu
sama lain.