Kata Semantik berasal dari bahasa Yunani yang berarti to signify atau memaknai. Secara teknis semantic berarti “ studi tentang makna” atau “ ilmu yang mempelajari makna” atau “ bagian dari ilmu bahasa (linguistic) yang berisi teori makna”. Adapun menurut Ensyclopedia Britanika Semantik berarti “studi tentang hubungan antara suatu pembeda linguistic dengan hubungan proses mental atau symbol dalam aktivitas bicara.” ( Pateda, 2001: 7).
2. Jelaskan oleh Saudara komponen-komponen yang membangun bahasa!
Secara garis besar komponen yang membangun bahasa dapat dibagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu (1) komponen bunyi, (2) komponen lambang, dan (3) komponen makna.
Hubungan ketiga komponen bahasa ini dijelaskan oleh E. Palmer (a) bahasa pada awalnya merupakan bunyi-bunyi abstrak yang mengacu pada adanya lambang-lambang tertentu, (b) lambang-lambang merupakan seperangkat sistem yang memiliki tataan dan hubungan tertentu, dan (c) seperangkat lambang yang memiliki bentuk dan hubungan itu mengasosiasikan adanya makna tertentu (Aminudin, 1981: 15).
3. Jelaskan oleh Saudara obyek kajian semantik!
Obyek kajian semantic secara khusus adalah makna. Makna yang dimaksud adalah makna bahasa baik yang berupa bunyi, kata, kalimat maupun wacana. Adapun obyek kajian semantic secara umum adalah “sesuatu atau segala sesuatu yang yang berperan sebagai lambang atau symbol”. Menurut Fromm symbol adalah sesuatu yang mewakili yang lain. Dengan kata lain symbol adalah gambaran tentang sesuatu di luar dirinya.
4. Jelaskan oleh Saudara pengertian dari simbol!
Menurut Fromm symbol adalah sesuatu yang mewakili yang lain. Dengan kata lain symbol adalah gambaran tentang sesuatu di luar dirinya. Karena menggambarkan sesuatu diluar dirinya maka hubungan antara symbol dan yang diwakilinya bersifat arbitrer, manasuka, atau sewenang-wenang. Antara symbol dan yang diwakilinya tidak terdapat hubungan langsung baik bentuk ataupun maknanya. Sebagai contoh, symbol /k-u-r-s-i/, baik bentuk maupun maknanya tidak memiliki hubungan langsung dengan yang diwakilinya berupa tempat duduk yang memiliki sandaran atau jabatan tertentu. Hubungan antara keduanya lebih dikarenakan konvensi (kesepakatan) pemakai bahasa. Hal sama terlihat pada symbol /g-e-d-a-n-g/. Pada konvensi pemakai bahasa Sunda /g-e-d-a-n-g/ mewakili pepaya (bhs. Indonesia) sedangkan pada konvensi pemakai bahasa jawa mewakili pisang (bhs. Indonesia).
5. Coba jelaskan perbedaan antara simbol, indeks, dan icon!
a. Simbol yaitu tanda yang dapat melambangkan atau mewakili sesuatu (ide, pikiran, perasaan, benda dan tindakan) secara arbitrer dan konvensional. Misalnya, warna merah dan putih dalam bendera kebangsaaan Indonesia masing-masing melambangkan keberanian dan kesucian.
b. Indeks yaitu tanda yang dapat menunjukan sesuatu (ide, pikiran, perasaan, benda, dan tindakan) secara kausal atau factual. Misalnya, asap menunjukkan adanya api.
c. Ikon yaitu tanda yang dapat menggambarkan sesuatu (ide, pikiran, perasaan, benda, dan tindakan) berdasarkan persamaan atau perbandingan. Misalnya, potret menggambarkan orangnya.
6. Jelaskan secara singkat hubungan semantik dengan filsafat, psikologi dan semiotik
a. Hubungan semantik dengan filsafat: Berpikir filosofis dengan menggunakan bahasa pada dasarnya sedang mencari hakekat, makna, atau definisi sebuah realitas. Makna bahasa merupakan obyek kajian utama dari semantic (ilmu dilâlah). Dengan demikian antara filsafat dengan semantic memiliki hubungan yang sangat erat yaitu sama-sama mencari makna, filsafat mencari makna dari sebuah realitas sedangkan semantic mencari makna dari struktur bahasa.
b. Hubungan semantik dengan psikologi: Struktur kebahasaan tidak akan lepas dari unsur makna di dalamnya. Makna dari bahasa ini pada kenyataannya tidak hanya terkait dengan strukturnya, tetapi juga terkait dengan aspek lain salah satunya aspek kejiwaan. Oleh karena itu, teori tentang makna banyak yang mengadopsi dari teori ilmu jiwa atau psikologi. Seperti, teori idealisme dalam semantik sangat dipengaruhi oleh teori pskologi kognitif dan teori behavioral (suluki) dipengaruii oleh teori behavioral dalam psikologi.
c. Semantik dengan semiotik
7. Jelaskan oleh saudara hubungan kata dengan makna berdasarkan pendapat Plato, Aristoteles, dan para pakar Bahasa dari India!
Berdasarkan prinsip-prinsip dasar di atas, maka diketahui bahwa semiotik telah menyatukan dari cabang-cabang ilmu bahasa khususnya semantik, sisntaksis, maupun style. Dengan kata lain semantik dengan semiotik memiliki hubungan yang sangat erat, sebab semantik merupakan bagian integral dari semiotik. Atau semeiotik lebih umum dari semantik, semiotik membahas simbol mengkaji simbol baik bahasa maupun non- bahasa, sedangkan semantik hanya membahas simbol bahasa.
8. Jelaskan materi apa saja yang menjadi obyek kajian ulama Islam dalam mengkaji makna bahasa!
Diskusi persoalan makna pada masa klasik juga sudah terjadi dikalangan para pemikir Arab. Kontribusi terbesar terhadap adanya diskusi tentang makna ini adalah Al Quran. Sebagai kitab suci yang menjadi pedoman hidup bagi kaum muslimin, maka al Quran mesti dipahami "arti", "maksud", atau "makna"nya. Di dalam upaya memahami al Quran ini para pemikir Arab mencoba mengarang kitab-kitab yang berkaitan dengan upaya memahami al Quran. Kitab yang dikarang oleh mereka itu jenisnya cukup bervariasi mulai dari kamus, ilmu bahasa, balaghah, ulum al Quran, tafsir, makna asing teks al Quran, sampai pada kitab-kitab tentang al wujûh wa nazhâir ( al musytarak al lafzhi dan tarâduf). Banyak hal yang dibahas di dalam kitab-kitab tersebut mulai dari pembahasan tentang intonasi di dalam membaca al Quran, syakal huruf al Quran, sampai pada asal-usul kata di dalam al Quran yang semuanya sangat berbengaruh terhadap pemahaman al Quran.
9. Jelaskan secara singkat sejarah semantik pada abad modern!
a. Masa pertama, meliputi setengah abad termasuk di dalamnya kegiatan reisig; maka ini disebut Ullman sebagai ‘Undergound’ period.
b. Masa Kedua, yakni semantik sebagai ilmu murni historis, adanya pandangan historical semantics, dengan munculnya karya klasik Breal(1883)
c. Masa perkembangan ketiga, studi makna ditandai dengan munculnya karya filolog Swedia Gustaf Stern (1931) yang berjudul “Meaning and Change of Meaning With Special Reference to the English Language Stern melakukan kajian makna secara empiris.
Dalam perkembangan kemudian terutama setelah karya de Saussure kajian semantik bergeser ke arah:
a. Pandangan historis mulai ditinggalkan
b. Perhatian mulai ditinggalkan pada struktur di dalam kosa kata,
c. Semantik mulai dipengaruhi stilistika
d. Studi semantik terarah pada bahasa tertentu (tidak bersifat umum lagi)
e. Hubungan antara bahasa dan pikiran mulai dipelajari, karena bahasa merupakan kekuatan yang menetukan dan mengarahkan pikiran (perhatian perkembangan dari ide ini terhadap SapirWhorf, 1956-Bahasa cermin bangsa).
f. Semantik telah melepaskan diri dari filsafat, tetapi tidak berarti filsafat tidak membantu perkembangan semantik (perhatikan pula akan adanya semantik filosofis yang merupakan cabang logika simbolis).
10. Jelaskan oleh saudara pengertian makna dilihat dari perspektif teori referensial!
a. Makna sebuah kata atau ujaran adalah sesuatu yang diacu (referennya).
b. Makna sebuah kata adalah hubungan antara ungkapan dengan yang diacunya.
11. Jelaskan oleh saudara pengertian makna dilihat dari perspektif teori ideasional!
Dalam pendekatan ideasional, makna adalah gambaran gagasan dari suatu bentuk kebahasaan yang bersifat sewenang-wenang tetapi memiliki konvensi sehingga dapat saling dimengerti.
12. Apa yang dimaksud dengan makna menurut teori behavioral?
Berdasarkan sketsa ini makna berada dalam rentangan stimulus dan respons, antara rangsangan dan tanggapan. Rentang antara stimulus dan respons tersebut adalah lingkungan atau situasi dan kondisi tertentu. Makna, menurut teori behavioral, ditentukan oleh situasi dan kondisi atau lingkungan tertentu. Dengan demikian makna sebuah kata atau kalimat merupakan hasil tanggapan (respons) terhadap rangsangan (stimulus) yang berada di dunia luar yang dapat diobservasi atau dengan kata lain makna merupakan hasil proses belajar dalam rentang waktu yang cukup panjang dan tentunya akan sangat ditentukan oleh konseks situasi dan kondisi.
13. Faktor apa saja yang menentukan makna menurut teori behavioral? Berikan contohnya!
Faktor yang menentukan makna menurut teori behavioral adalah situasi dan kondisi dalam proses belajar. Sebagai contoh, seorang ibu meyuapkan sendok bubur tim kepada bayinya. Sebelum ibu menyuapkan bubur, ibu berkata,” Mam... mam...” dan bersamaan dengan itu ia menyuapkan bubur ke mulutnya. Karena situasi seperti ini terjadi berulang-ulang, bayi tadi memahami kegiatan mengunyah sesuatu disebut makan, dan benda cair yang biasa dikunyah disebuk bubur. Dengan kata lain bayi memahami sesuatu melalui pembiasaan. Pada suatu hari ibu memperkenalkan pisang dan bersamaan denga itu, ibu mengatakan pisang. Si bayi memahani benda seperti itu adalah pisang. Dengan kata lain, proses memahami makna melalui pengalaman dan datanya ada atau dapat diobservasi. Lama-lama bayi yang sudah meningkat menjadi anak akan bertanya sesuatu yang dilihatnya, apalagi jika anak telah berada pada tahap lapar, nama. Pada waktu itu anak akan selalu bertanya, apa ini, apa itu. Anak mencoba menyebutkannya, dan ibu mengukuhkannya. Dengan kata lain, pemahaman makna melalui pengukuhan.
14. Apa yang dimaksud dengan teori kontekstual?
Teori kontekstual adalah salah satu teori makna yang beranggapan bahwa makna sebuah kata tidak mungkin dapat ditentukan kecuali sudah masuk ke dalam sebuah konteks, baik konteks bahasa atau konteks selain bahasa (sosial budaya). Berdasarkan anggapan seperti ini, ketika kita akan menganalisi makna sebuah kata maka kita pun mesti mempelajari konteks dimana kata itu lahir. Sebuah kata akan memiliki variasi makna sejalan dengan variasi budaya yang melatari lahirnya kata tersebut.
15. Sebutkan oleh saudara jenis-jenis konteks! Dan berikan contohnya!
a. Konteks kebahasaa. Konteks kebahasaan adalah satu kata terdapat di dalam beberapa kalimat dan memiliki makna yang berbeda-beda. Sebagai contoh di dalam bahasa Arab adalah kata يد (tangan). Kata ini memiliki variasi makna pada struktur kalimat yang berbeda-beda.
1. قوله تعالى "يد الله فوق أيديهم" ( الفتح : 10)
Allah SWT berfirman,” ...Tangan Allah di atas tangan mereka...”.
2. حتى يعطوا الجزية عن يد ( التوبة : 29)
Allah SWT berfirman,” ... sampai mereka membayar jizyah dari tangan...”
3. في قوله صلى الله عليه و سلم : "و هم يد على من سواهم"
Nabi saw bersabda,” Dan mereka itu merupakan tangan bagi yang lainnya...”
4. له عليّ يد
”Menurut saya ia memiliki tangan”
5. هذا رجل طويل اليد
” Ini adalah orang yang panjang tangan”.
b. Konteks emosi. Konteks emosi adalah makna sebuah kata ditentukan oleh tingkat emosional, dapat berupa emosi berlebihan, penguatan, atau tenang. Sebagai contoh kata kerja يحب (mencintai/menyenangi) secara mendasar kata ini sama maknanya dengan يعشق tetapi sering dianggap berbeda dikarenakan memiliki tigkat emosi yang berbeda. Demikian juga kata يكرهdan dan يبغض sama-sama bermakna membenci namun memiliki tingkat emosi yang berbeda sehingga dalam pemakaiannya berbeda pula, kata يربط dan يعقدsama-sama bermakna mengikat tetapi memiliki tingkat emosi yang berbeda, kata ينكر dan يجحد bermakna menolaka namun memiliki tigkat emosi yang berbeda, dan kata يصفح dan يعفو bermakna memaafkan tetapi memiliki tingkat emosi yang berbeda.
c. Ketiga, konteks situasi. Konteks situasi adalah makna kata atau kalimat tidak bisa dikatakan kecuali pada situasi tertentu. Kata atau kalimat tersebut secara konvensi budaya sudah tidak dapat dipisahkan dengan situasinya sehingga apabila kata atau kalimat tersebut diungkapkan pada situasi lain akan terjadi salah paham (misunderstanding). Sebagai contoh kata يرحم yang artinya menyayangi. Kemudian kata يرحم ini masuk ke dalam kalimat menjadiيرحمك الله dan الله يرحمه maknanya menjadi berbeda karen terkait dengan situasi yang berbeda. Kalimat يرحمك الله adalah mendoakan orang yang bersin sepaya dia mendapat rahmat Allah di dunia, sedangkan kalimat الله يرحمه adalah doa untuk orang meninggal supaya mendapat rahmat di akhirat. Jika, kedua kalimat tersebut digunakan pada situasi yang sebaliknya yaitu mengucapkan يرحمك الله ketika mendengar orang meninggal dunia dan mengucapkan الله يرحمه ketika mendengar orang bersin maka akan terjadi salah paham.
d. konteks kultural. Konteks kultural adalah makna sebuah kata atau kalimat akan dibatasi oleh kultur atau kebudayaan tertentu. Termasuk ke dalam kultur adalah profesi, perbedaan dialek dan tingkat kebudayaan. Kataالجذر maknanya dasarnya adalah bagian penting dari tumbuhan. Namun, ketika kata ini diucapkan pada profesi atau disiplin tertentu maknanya menjadi bervariasi. Jika kata الجذر diucapkan dikalangan petani atau ditengah pakar biologi maka maknanya adalah salah satu bagian dari tumbuhan, namun jika kata ini diucapkan ditengah-tengah ahli matematika maka maknanya berubah menjadi salah satu lambang matematika (√ ).
16. Apa yang dimaksud dengan teori medan makna di dalam semantik? Berikan contohnya!
Teori Medan Makna (نظرية الحقول الدلالية, semantic field, lexical field) adalah kumpulan dari kata-kata yang memiliki hubungan makna yang menurut kebiasan berada di bawah kata umum. Kata أحمر, أزرق, أحضر, أبيض… dan seterusnya merupakan kumpulan kata yang berada di bawah kata umum اللون (warna). Kata ضحى (pagi), فجر (fajr), صبح (subuh), الظهر (dzhuhur), العصر ( ‘ashar), المغرب (maghrib)…dan seterusnya merupakan kumpulan kata yang berada di bawah kata umum الوقت (waktu).
17. Apa saja yang termasuk medan makna?
Selanjutnya para penganut teori medan makna memperluas cakupan teori ini yang meliputi:
a. kata-kata sinomim (المترادفة ) dan antonim (الأضداد );
b. bentuk-bentuk derivatif (الأوزان الإستقاقية ), atau biasa juga disebut morpho-semantik fields (الحقول الدلالية الصرفية );
c. medan sintagmatik yang mecakup kumpulan kata-kata yang memiliki hubungan melalui jalan pemakaian, akan tetapi bukan struktur sintaksis itu sendiri.
d. kata beririsan ( الأشتمال )
e. علاقة التنافر
18. Jelaskan oleh saudara yang dimaksud dengan hubungan sintagmatik beserta contohnya!
Medan sintagmatik yang mecakup kumpulan kata-kata yang memiliki hubungan melalui jalan pemakaian yang tidak dapat disubstitusikan. Sebagai Contoh:
1. كلب – نباح
2. فرس – صهيل
3. زهر - يقتح
19. Jelaskan oleh saudara langkah-langkah analisis komponen makna!
a. Pilihlah seperangkat kata yang secara intuitif kita perkirakan berhubungan atau memiliki medan makna yang sama;
b. Ketemukan analogi-analogi diantara kata-kata yang seperangkat tersebut;
c. Cirikanlah komponen semantik atau komposisi semantik atas dasar analogi-analogi tersebut.
20. Sebutkan oleh saudara unit-unit !
Nida membagi unit makna ( semantic unit/ al wihdah dilâliyah) ke dalam empat bagian pokok yaitu :
a. Kata Dasar
b. Phrase / tarkîb (lebih besar dari kata dasar)
c. Morfem terikat (lebih kecil dari kata dasar)
d. Bunyi kata (fonetik)
21. Jelaskan proses perubahan makna kata pada masing-masing unit makna!
Phrase adalah kumpulan kata yang belum memiliki makna sempurna. Secara sederhana phrase dibagi ke dalam tiga bagian yaitu (1) idiom (ungkapan/ التعبير ), (2) unitary complex (, dan (3) composite/ composite expresion.
Idiom (ungkapan/ al ta'bîr) adalah gabungan kata yang membentuk arti baru yang tidak berhubungan dengan kata pembentuk dasarnya.Misalnya, idiom "cuci mata" terdiri dari kata " cuci" dan " mata". Dua kata tersebut merujuk pada dua makna yaitu " pekerjaan membersihkan sesuatu" dan " indera penglihatan." Namun setelah kedua kata itu digabung menjadi sebuah idiom cuci mata, maknanya berubah dan berbeda dengan makna dasarnya yaitu mencari hiburan dengan melihat sesuatu yang indah. Contoh lainnya, kambing hitam artinya orang yang menjadi pelimpahan kesalahan yang tidak dilakukannya, jago merah artinya api dalam kebakaran, kupu-kupu malam artinya wanita penghibur atau pelacur komersial, hidung belang artinya pria yang merupakan pelanggan pekerja seks komersial.
Di dalam bahasa Arab terdapat ungkapan dharaba kaffan bi kaffin (ضرب كفا بكف ) secara harfiah ungkapan tersebut terdiri dari kata "dharaba, kaffan, bi, dan kaffin" yang artinya secara berturut-turut " memukul, telapak tangan, dengan, telapak tangan", namun setelah digabungkan menjadi suatu idiom/ungkapan maknanya menjadi berubah dan tidak ada hubungannya dengan makna dasarnya yaitu "bingung". Demikian juga di dalam bahasa Inggris terdapat ungkapan spill the beans yang terdiri dari kata spill(jatuh/jungkir balik) dan the beans (sayuran buncis). Ketika dua kata tersebut digabungkan menjadi sebuah idiom spill the beans maknanya berubah manjadi makna baru yaitu "terungkap" atau "tersingkap."
22. Sebutkan oleh saudara jenis-jenis makna beserta contoh-contohnya!
a. Makna Dasar ( Cognitive/ Conceptual Meaning/ المعنى الأساسى أو الأولى أو المركزى
Makna dasar merupakan hasil kesepakatan pemakai bahasa terhadap satu kata dengan rujukan yang sama. Pada umumnya jenis makna ini dapat dirujuk pada kamus.
b. Makna Tambahan (Associatif Meaning/ المعنى الإضافى أو الثانوى أو التضمنى )
Makna tambahan adalah makna yang terkandung di dalam kata yang diperoleh melalui asosiasi terhadap sesuatu. Misalnya, kata wanita/ perempuan. Secara makna dasar (kamus) kata ini merujuk pada: + manusia – laki-laki + dewasa. Namun di dalam perkembangannya kata wanita/ perempuan sering diasosiasikan kepada sifat-sifat tertentu. Berdasarkan perjalanan waktu dan pengalaman masyarakat secara asosiatif makna katawanita/perempuan sering merujuk pada pesolek, orang dapur, emosional, menghadapi masalah dengan menangis, irrasional, dan tidak stabil).
c. Makna stilistika ( المعنى الأسلوبى )
Makna stilistika adalah makna satuan bahasa yang ditentukan oleh keadaan masyarakat pemakainya dan perkembangan geografis. Jenis makna ini juga dapat dibagi ke dalam (1) bentuk hubungan antara pembicara dan pendengar dan tingkatan bahasa yang dipakainya seperti bahasa sopan, resmi, ‘amiyah, rendah dan lain sebagainya), (2) jenis bahasanya seperti bahasa syi’r, bahasa prosa, bahasa undang-undang, bahasa ilmu, bahasa pengumuman, dan lain sebagainya, dan (3) bahasa sebagai instrument seperti bahasa hadits, khutbah, tulisan, dan lain sebagainya.
d. Makna Subyektif (المعنى النفسى )
Makna subyektif adalah makna yang merujuk pada kata yang di dalamnya mengandung makna yang lahir dari pengalaman pribadi seseorang. Makna kata ini sangat terbatas dan hanya dipahami secara subyektif oleh orang yang mengucapkan atau menulisnya. Kata ini tidak dapat dipakai sebagai alat komunikasi secara umum, tetapi hanya dapat dipakai komunikasi pada komunitas tertentu. Makna subyektif seperti ini sebagiannya dapat dilihat pada bahasa sastra dan puisi.
e. Makna Isyarat (المعنى الإيحائ )
Makna Isyarat adalah makna yang dihubungkan dengan kata-kata yang mengandung ketentuan khusus melalui isyarat dengan melihat bentuk pengucapannya. Secara ringkas Ulman membagi makna isyarat ini ke dalam tiga bagian, yaitu (1) yang dipengaruhi oleh aspek suara ( التأثير الصوتى ( , (2) yang dipengaruhi oleh bentuk- bentuk kata (morf/ التأثير الصرفى ), dan (3) yang dipengaruhi oleh makna (التأثير الدلالى ).
Makna isyarat yang dipengaruhi oleh suara ada dua macam, yaitu (1) pengaruh utama/langsung (primary onomatopoeia) yaitu sebuah kata dibangun atas dasar peniruan terhadap suatu suara baik suara benda, tumbuhan, binatang, maupun peristiwa . Sebagai contoh kata meong (sunda) bermakna kucing dikarenakan suaranya kucing mirip dengan nama tersebut, kata maung (sunda) bermakna harimau, kata crack (inggris) bermakna retak, dikarenakan crack secara sepintas merupakan suara retakan, hiss (inggris) bermakna desis atau suitan, kharîr (arab) bermakna air, dan shalîl (arab) bermakna pedang, (2) pengaruh tidak langsung (secondary onomatopoeia) yaitu sebuah kata yang memiliki fonem (huruf) tertentu yang secara intuitif menunjukkan perbedaan makna. Seperti fonem “i” dalam kata mahasiswi mengandung makna “wanita” dan fonem “a” pada kata mahasiswa mengandung makna “laki-laki”, kasrah (fonem “i”) di dalam bahasa Arab pada umumnya mengandung makna “kecil”.
Makna Isyarat yang dipengaruhi oleh bentuk terdapat di dalam (1) kelompok kata (frase) seperti frase handful yang berasal kata hand (tangan) ditambah kata ful menjadi handful yang artinya segenggam, redecorate berasal dari decorate (menghiasi) kemudian ditambah re menjadi menghiasi kembali, frase yad al fa’sy (يد الفأس ) berasal dari kata yad (tangan) dan fa’sy (kampak) berubah maknanya menjadi “pegangan kampak”, (2) Akronim (المنحوتة ) seperti kata Depdiknas akronim dari Departemen Pendidikan Nasional, kata basmalah/بسملة akronim dari بسم الله اللاحمن الرحيم, katahamdalah/ حمدله akronim dari الحمد لله رب العلمين , eg akronim dari example danp.m akronim dari post meridian.
Makna Isyarat yang dipengaruhi oleh makna adalah kata-kata majaz, yang dibangun atas majaz, atau setiap bentuk kalimat idiom. Salah satu jenis makna ini adalah teori reflected meaning yang diungkapkan oleh Leech ( 1974). Menurut Leech, reflektif meaning adalah makna yang mendorong makna dasar menjadi berbilang dikarenakan berada pada situasi tertentu. Sebagai contoh adalah kata-kata taboo atau jenis kata yang mengandung makna tidak sopan. Aktifitas seksual (hubungan suami istri), misalnya, di dalam al Quran tidak memakai kata jimâ’ (bersenggama ) sebagai makna dasarnya tetapi memakai kata libâs (pakaian) sebagai makna tambahan (asosiatif). Kata libâs dipakai untuk pengertian jimâ’ merupakan upaya menjelaskan aktifitas seksual tersebut secara halus sebab kata jimâ’ dianggap tidak sopan dan vulgar. Demikian juga idiom “buang hajat” di dalam bahasa Indonesia dipakai sebagai pengganti kata berak dikarenakan kata yang terakhir ini dianggap tidak sopan.
23. Jelaskan oleh saudara sebab-sebab terjadinya perubahan makna beserta contohnya!
Menurut Abdul Khair, setidaknya ada sembilan sebab-sebab perubahan makna, yaitu
a. Perkembangan di dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh kata sastra. Dahulu kata ini bermakna ’tulisan atau buku yang baik isinya dan baik bahasanya’. Sesuai denga perkembangan waktu, kata ini berubah maknanya menjadi ’ karya yang bersifat imajinatif”.
b. Perkembangan sosial budaya. Sejalan dengan perkembangan pemikiran manusia ke arah kemajuan, maka sebagian kata mengalami perubahan makna dari makna inderawi (nyata/ real) ke makna abstrak. Sebagai contoh kata البرزخ . Dulu kata ini bermakna ‘pemisah diantara dua benda’, namun sejalan dengan perkembangan pemikiran keagamaan, kata البرزخ berubah maknanya menjadi ’ waktu antara kematian dan kebangkitan’.
c. Perbedaan bidang pemakaian. Contoh, kata menanam pada kalimat (1) Bapakmenanam padi di sawah (membenamkan benih) dan (2) Pengusaha itu telahmenanamkan uangnya pada usaha properti (menyimpan)
d. Adanya asosiasi. Contoh kata mencatut yang dipakai dalam bidang perbengkelan dan pertukangan mempunyai makna’ bekerja dengan menggunakan catut’. Dengan menggunakan catut ini maka pekerjaan yang dilakukan, misalnya mencabut paku, menjadi dapat dilakukan dengan mudah. Selanjutnya, kata catut ini digunakan pada frase,” Modus operandi penipu itu dengan cara mencatut nama polisi”. Kata mencatut di dalam frase ini tidak lagi bermakna mencabut tetapi menjadi memakai
e. Pertukaran tanggapan indera. Contoh: Suaranya sedap di dengar
f. Perbedaan tanggapan. Setiap unsur leksikal atau kata sebenarnya secara sinkronis telah mempunyai makna leksikal yang tetap. Namun, karena pandangan hidup dan ukuran norma kehidupan di dalam masyarakat, maka banyak kata yang nilainya menjadi memiliki nilai rasa yang rendah, kurang menyenangkan. Di samping itu ada juga yang menjadi memiliki nilai rasatinggi, atau yang mengenakkan. Kata-kata yang nilainya merosot menjadi rendah ini lazim disebut peyoratif, sedangkan yang nilainya naik menjadi tinggi disebut amelioratif. Kata bini dewasa ini diaggap peyoratif, sedangkan kata istri dianggap amelioratif, kata laki dianggap peyoratif berbeda dengan suami yang dianggap amelioratif. Contoh lain kata bang pada ungkapan bang becak, bang Dul, dianggap peyoratif, sedangkan kata bung pada ungkapan Bung Karno dan Bung Hatta dianggap amelioratif.
g. Adanya penyingkatan. Contoh:
- Ayah meninggal (maksudnya meninggal dunia)
- Listrik sedang aliran (maksudnya tidak ada aliran)
h. Proses gramatikal. Sebagai contoh kata rambut yang bermakna bulu yang tumbuh di kepada berubah maknanya ketika mendapat akhiran –an,rambutan, menjadi nama buah yang seperti memiliki rambut. Kata tangan dan panjang asalnya memiliki makna masing-masing yaitu bagian anggota tubuh dan ukuran, namun setelah di gabung – panjang tangan- maknanya berubah menjadi pencuri.
i. Pengembangan istilah. Misalnya, kata papan yang semula bermakna ‘lempengan kayu (besi, dsb) tipis, kini diangkat menjadi istilah untuk “perumahan, kedudukan atau peringkat). Sandang yang semula berarti selendang kini diangkat maknanya menjadi pakaian. Demikian juga kata terasyang semula bermakna inti kayu atau saripati kayu kini diangkat menjadi unsur pembentuk istilah untuk makna utama atau pimpinan
24. Sebutkan oleh saudara bentuk-bentuk perubahan makna!
Setidaknya terdapat tujuh pentuk perubahan makna, yakni (1) perluasan makna, (2) penyempitan makna, (3) perubahan total, (4) penghalusan (eufimisme), (5) pengasaran, (6) peninggian makna, (7) perendahan. Makna.
25. Sebutkan Contoh-contoh perubahan makna!
a. Kata saudara yang pada mulanya hanya memiliki makna ‘seperut’ atau ‘sekandung’ Kini, kata saudara berubah maknanya menjadi meluas, tidak hanya saudara sekandung tetapi juga semua orang yang memiliki pertalian darah, bahkan sekarang siapapun bisa dipanggil saudara.
b. Kata sarjana yang pada mulanya berarti orang pandai atau cendekiawan, kemudian hanya berarti ’orang yang lulus program strata satu perguruan tinggi’, seperti tampak pada gelar sarjana sastra, sarjana ekonomi, dan sarjana hukum.
c. Kata ceramah pada mulanya bermakna cerewet atau banyak cakap tetapi kini berarti ’pidato atau uraian mengenai sesuatu di depan khalayak’.
d. Untuk menyebut kata ditahan supaya lebih halus disebut diamankan.Kedua kata itu memiliki bentuk dan konsep berbeda tetapi memiliki rujukan (makna) yang sama. Demikian juga kata penjara dihaluskan menjadi lembaga pemasyarakatan, korupsi menjadi penyalahgunaan wewenang, pelacur menjadi pramunikmat, pemecatan diganti denganpemutusan tenaga kerja, kenaikan harga diganti dengan penyesuaian hargaatau pemberlakuan tarif baru.
e. Kata kalah, misalnya, sering dikatakan masuk kotak, kata mengambil begitu saja biasa dikatakan mencaplok, demikian juga kata mengeluarkanbiasa diganti dengan mendepak. Perhatikan contoh-contoh kalimat di bawah ini:
f. Kata jamban pada awalnya memiliki makna rendah, namun sejalan dengan perkembangan waktu kata ini maknanya berubah menjaditinggi. Coba perhatikan frase jamban keluarga. Frase ini secara intuitif memiliki makna baik sehingga menjadi istilah bagi pengembangan kesehatan keluarga.
g. Kata perempuan. Perempuan berasal dari kata empu yaitu orang yang memiliki kedudukan tinggi pada strata masyarakat. Kata perempuan pada awalnya dimaksudkan untuk menghormati sehingga dinisbatkan kepada empu, namun pada perkembangannya kata ini menjadi menurun maknanya.
No comments:
Post a Comment
Berikanlah komentar terhadap postingan ini tentang keritik atau saran. karena dengan itu kami berharap dapat memperbaiki postingan yang selanjutnya. oleh karena itu komentar anda akan sangat berarti bagi kami. Akhir kata semoga postingan ini bermanfaat bagi anda khususnya, dan umumnya bagi semua orang.
Mohon maaf dari segala kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam penulisan ini, karena admin adalah seseorang yang masih jauh dari hakikat kebenaran yang sebenarnya.