Bismilahirrohmanirrohim
Teori strukturalisme genetik meliputi historitas,
pendekatan, teori, prosedur (metode), asumsi tentang karya sastra kelibahan dan
kekurangan teori Antara lain sebagai berikut:
1. Historitas
teori strukturalisme genetik. Orang yang dianggap sebagai peletak dasar madhab
genetik adalah Hippolyte Taine (1766-1817) seorang kritikus dan sejarawan
Francis. Ia mencoba menelaah sastra dari presfektif sosiologis dan mencoba
mengebangkan wawasan sepenuhnya ilmiah dalam pendekatan sastra seperti halnya
ilmu scientific dan exacta. Menurutnya bahwa satra tidak hanya karya yang
bersifat imajinatif dan pribadi melainkan suatu perwujudan pikiran tertentu
pada saat karya itu lahir. Ini merupakan konsep ginetik pertama tetapi metode
yang digunakan berbeda, setiap tokoh mempunyai metodenya masing-masing. Tetapi
kesamaan konsep setruktur hanya pada konteks hubungan phenomena konsep. Lucien
Goldman (1975) seorang Marksis adalah orang yang kemudian mengembangkan
fenomena hubungan tersebut dengan teorinya yang dikenal dengan strukturalisme
genetic. Pada prinsifnya teori ini melengkapi sutrukturaisme murni yang yang
hanya menganalisis karya sastra dari aspek intristiknya saja dan memakai
peranan bahasa sastra sebagai bahasa yang khas. Strukturaisme genetic memasukan
faktor genetik dalam karya sastra, genetik sastra artinya asal usul karya
sastra. Adapun faktor yang terkait dalam asal muasal karya sastra adalah
pengarang dan kenyataan sejarah yang turut mengkondisikan saat karya sastra iu
diciptakan. Ditambah lagi ia memasuki struktur sosial dalam kajiaannya yang
membuat teori ini dominan pada priode tertentu terutama di Barat dan Indonesia.
2. Pendekatan
strukturalisme genetic ialah pendekatan yang mempercayai bahwa karya sastra itu
merupakan sebuah struktur yang terdiri dari perangkan kategori yang saling
berkaitan satu sama lainnya sehingga membentuk yang namanya struktularisme
geneti kategori tersebut ialah fakta kemanusiaan yang berarti struktur yang
bermakna dari segala aktifitas atau prilaku manusia baik yang verbal maupun
maupun fisik yang berusaha di pahami oleh pengetahuaan. Semua aktivitas itu
merupakan respon dari subjek kolektif (subjek trans individual) dalam dunia
sastra transindividual subjek yang artinya terjadi kesamaan rasa dan pikiran
antara pengarang (penulis) karya sastra dengan para pembaca dalam memahami
karya sastra atau fakta manusia tadi, terus pandangan dunia terhadap subjek
kolektif (Trans individual Subject) fakta kemanusiaan dan terakhir adalah
struktur karya sastra menurut Goldman karya sastra merupakan produk strukturasi
dari transindividual subject yang mempunyai struktur yang koheren dan terpadu
terus karya sastra merupakan ekspresi pandangan dunia secara imajiner dan dalam
mengekspresikan pandangan dunia tersebut pengarang menciptakan semesta
tokoh-tokoh, objek-objek dan relasi relasi secara imajiner dalam pendapat
tersebut golman mempunyai konsep struktur yang bersifat tematik. Yang menjadi
pusat perhatiaannya ialah relasi antara tokoh dengan tokoh dan tokoh dengan
obyek yang ada disekitarnya.
3. Teori strukturalisme
genetik ialah sebuah teori yang menjelaskan struktur dan asal muasal struktur
tersebut dengan memperhatikan relevansi konsep homologi, kelas sosial yang
dimaksud Goldman adalah kelas yang mempertahankan relevansi struktur dan ia
menggunakan metode dialektika yang menekankan dan merpertimbangkan koherensi
struktural yang berbeda jauh dengan Marxisme yang menapikan struktur dan
metodenya menggunakan positivistik yang mengingkari relevansi dan koherensi
struktur, subjek transindividual ini berarti sebagai subjek dalam menciptakan
karya sastra yakni penulis harus bisa menyampaikan perasaan dan pikiranya
kepada pembaca dalam novel misalnya supaya pembaca bisa memahami dan mengerti
apa yang disampaikan penulis dan terjadi sama rasa dan pikiran dalam memahami
karya sastra atau novel tadi dan pandangan dunia pengarang terhadap subjek
kolektif (transindividual subject) dan fakta manusia menurut Goldman ada 3
tahap dalam melakukan penelitiaan sastra menggunakan teori strukturalisme
genetik, diantaranya sebagai berikut:
• Tesis
merupakan informasi apa yang di perlukan berupa data
• Antitesis
merupakan pemberian opini terhadap realitas, anti tesis ini melebur
dengandengan tesis dan memeberikan suatu opini pada relitas/sintesis
• Dan
terakhir sintesis berupa realitas dan kembali lagi menjadi tesis kembali.
4. Prosedur
(metode) teori strukturalisme genetik terhadap penelitian karya yang agung
(master face ) menurut goldman sebagai berikut:
• Penelitiaan
karya sastra dilihat dari satu kesatuaan
• Karya
sastra yang dianalisis hanyalah karya yang mempunyai nilai sastra yang
mempunyai tegangan (tention) antara keragaman dan kesatuaan dalam sesuatu
keseluruhan yang padat (a coherent whole)
• Jika
kesatuaan telah ditemukan, kemudiaan dianalisis hubungannya dengan latarbelakang
social. Sifat hubungan tersebut, a) yang berhubungan dengan latarbelkang social
adalah unsure kesatuaan, b) latar belakang yang dimaksud pandangan dunia suatu
kelompok social, yng dilahirkan oleh pengarang sehingga hal tersebut dapat di
kongkretkan
5. Kelebihan
dan kekurangan strukturalisme genetik
• Kelebihan
teori strukturaisme genetik kalau dibandingkan dengan strukturalisme murni dan
dinamik, strukturalisme ginetik mempunyai keungulan yang dominan ketimbang
kedua teori structural tersebut sejajar denggan strukturalisme dinamik,
strukturalisme ginetik dikembangkan atas dasar penolakan terhadap analisis
strukturalisme murni yang menganalisis karya sastra terhadap struktur intristik
saja. Baik strukturalisme genetic maupun dinamik menolak peranan bahasa sastra
sebagai bahasayang khas, bahasa sastra. Perbedaannya strukturalisme dinamik
terbatas dalam melibatkan peranan penulis dan pembaca dalam rangka komunikasi
sastra, strukturalisme genetic melangkah lebih jauh ke struktur social dan
karya sastar dapat dipahami dari asalnya dan terjadinya (unsure genetik) dan
latarbelakang social tertentu
• Kekurangannya
mungkin konsep strukturalisme dalam perkembangannya seperti yang disebut
Raymond Boudond (1976) adalah konsep yang kabur mungkin karena hubungan antara
tesis, antitesis dan sintesis yang saling berkaitan, mengisi dan melebur
menjadi konsep ini kabur atau tak jelas sulit untuk mendapatkan simpulan yang
pasti. Terus yang terakhir dalam objek membedah karya sastranya sturkturalisme
genetic harus karya sastra yang besar, yang kuat (master face) berarti ada
pembatasan dalam menganalisis dan syarat untuk meneliti suatu genre sastra
menurut standar teori ini yakni karya sastra yang agung
6. Asumsi
strukturalisme genetic terhadap karya sastra adalah karya sastra yang agung,
karya sastra yang kuat (besar) merupakan syarat karya sastra untuk di teliti.
Karya sastra yang kuat sebagai mana dikemukakan goldman adalah yang mempunyai
kesatuaan (unity) dan keragaman (complexity) yakni didalamnya terdapat
kategori-kategori yang saling bertaliaan satu sama lain yang membentuk
strukturalisme genetic yakni kateori-kategori tersebut ialah; fakta
kemanusiaan, subjek kolektif (trans individual subject), stukturasi, pandangan
dunia pemahaman dan penjelasan. Terus karya satra merupakan sebuah struktur
tetapi struktur itu bukanlah sesuatu yang setatis melainkan produk dari proses
sejarah yang terus berlangsung, proses ses- strukturisasi dan destruktusi yang
hidup dan dihayati oleh masyarakatasl karya yang bersangkutan.
7. Langkah-langkah
penelitian dengan metode strukturalisme genetik yang ditawarkan oleh Laurenson
dan Swingewood yang disetujui oleh Goldman:
• penelitian
sastra itu dapat kita ikuti sendiri. Mula-mula diteliti strukturnya untuk
membuktikan bagian-bagiannya sehingga terjadi keseluruhan yang padu dan
holistik.
• penghubungan
dengan sosial budaya. Unsur-unsur kesatuan karya sastra yang dihubungkan dengan
sosio budaya dan sejarahnya, kemudian dihubungkan dengan struktur mental yang
dihubungkan dengan dunia pengarang.
• untuk
mencapai solusi atau kesimpulan digunakan metode induktif, yaitu metode
pencarian kesimpulan dengan jalan melihat premis-premis yang sifatnya spesifik
untuk selanjutnya mencari premis general.