Muqodimah Alfiyyah


بسم الله الرّحمن الرّحيم
المقدمة
PENDAHULUAN
أَحْمَدُ رَبِّي اللَّهَ خَيْرَ مَالِكِ
قَـالَ مُحَمَّد هُوَ ابنُ مَـالِكِ

Muhammad Ibnu Malik berkata: Aku memuji kepada Allah Tuhanku sebaik-baiknya Dzat Yang Maha Memiliki.
Maksud bait :
Qola: qola didalam bait diatas adalah merupakan majaz, yaitu pemakaian suatu kata yang tidak menggunakan makna aslinya (makna fiil madi) akan tetapi menggunakan makna furu’ atau makna cabang yaitu (makna fiil mudore). Menurut para ulama ahli bayan ini termasuk majaz mursal min itlaqi maa kaana wairodati maa yakunu.
Muhammadun: Ibnu malik (muhammad bin abdilah) adalah asma kunyah dari seorang muhamad bin abdullah bin malik, jika ayah dari pengarang alfiya adalah ibnu abdilah lalu kenapa yang digunakan dalam penyebutan namanya adalah kalimat ibnu malik tidak ibnu abdilah..? jawab. Alasan Pertama agar pembaca tidak keliru dengan nama pengarang alfiyyah, karena nama pengarang alfiyyah ini satu nama atau mempunyai nama yang sama dengan rasulillah SAW yaitu muhammad bin abdilah, jadi dikhawatirkan ada anggapan bahwa pengarang akitab alfiyyah ini adalah muhammad rosulillah SAW. Alasan kedua ibnu malik bermaksud tafa’ul kepada nama eyangnya yang bernama malik.

وَآلِـــهِ الْمُسْــتَكْمِلِينَ الْشَّــرَفَا
مُصَلِّيَاً عَلَى النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى
Dengan bersholawat atas Nabi terpilih dan atas keluarganya yang mencapai derajat kemulyaan.

مَقَاصِدُ الْنَّحْوِ بِهَا مَحْوِيَّهْ   
وَأسْتَـعِيْنُ اللهَ فِيْ ألْفِــيَّهْ
Juga aku memohon kemampuan kepada Allah untuk mengarang kitab Alfiyah, yang dengannya dapat mencakup seluruh materi Ilmu Nahwu..
Maqsud :
Makna astainu pada bait ini adalah makna pinjaman dari kata astaqdiru, hal tersebut menurut ulama ahli bayan termasuk majaz isti’arah taba’iyah, bait ini mengutarakan permohonan pengarang kepada allah seakan ibnu malik minta kemampuhan dan kekuasaan kepada allah untuk dapat menyelesaikan karanganya yang bernama kitab alfiyah yang dapat mengmpulkan semua maqasid ilmu nahwu
Apa yang dimaksud maqasidu anahwi pada bait diatas..?
Maqosidunahwi adalah materi-materi ilmu nahwu, contoh seperti mubtada, khobar, fi’il, faa’il, maf’ul dan lain sebagainya.
وَتَبْسُـطُ الْبَذْلَ بِوَعْدٍ مُنْجَزِ
 تُقَرِّبُ الأَقْصَى بِلَفْظٍ مُوْجَزِ
Mendekatkan pengertian yang jauh dengan lafadz yang ringkas serta dapat menjabar perihal detail dengan janji yang cepat.
Maqsud bait :
Dalam bait ini ibnu malik menggabarkan jangji Kitab alfiyah, diantara janji alfiyyah pertama mendekatkan makna yang sulit untuk difahami dengan lafaz yang ijaz yaitu lafadz yang sangat singkat sekali. Kedua alfiyyah juga berjanji akan memberikan hadiah berharga dan tak terhingga diberikan secara kontan.
Perlu diketahui bahwasanya kata tuqorib pada bait ini termasuk majaz, yaitu majaznya majaz istiarah tabai’ah, karena meminjam makna lain dengan maksud mencapai unsur kebalagahan, adapun makna yang dipinjamnya adalah kata tusahhil (mamudahkan). Perlu kita ketahui bahwa Janji alfiyah diatas tadi bisa kita miliki dengan catatan kita mentaati keinginan alfiyyah, lalu apa yang diinginkan oleh alfiyyah..? jawabanya ada dibait berikut ini.

فَـائِقَةً أَلْفِــــيَّةَ ابْنِ مُعْطِي
وَتَقْتَضِي رِضَاً بِغَيْرِ سُخْطِ
Kitab ini mudah menuntut kerelaan tanpa kemarahan, melebihi kitab Alfiyahnya Ibnu Mu’thi..
Maksud bait :
Dalam bait ini ajengan ibnu malik akan menjelaskan keinginan alfiyyah, apa yang diinginkan oleh alfiyyah..? pertama alfiyyah menginginkan keridoan/ kesudian, sudi tanpa disertai rasa benci. Artinya seorang pelajar dan pengajarnya harus benar-benar murni karena allah dalam proses belajar mengajarnya, jangn belajar karena pamrih dari siapapun kecuali keridoan allah semata.
Faikotan : kedudukan alfiyyah ibnu malik ini lebih unggul dibandingkan dengan alfiyyahnya ibnu mu’thi (yaitu seseorang yang menjadi guru ibnu malik), tapi harus digaris bawahi bahwa keunggulan disana didasari dengan tergiban lil mubtadiin.
Pada latar belakang bait ini terdapat kisah seorang pengarang yang sangat menarik dan sangat mulia sekali. Jika anda penasaran Silahkan baca didalam kitab hudori atau di kitab ibnu hamdun. Dalam bait ini ibnu malik merendahkan derajat seorang guru (ibnu mu’thi) tapi tidak lama kemudian beliau mengangkatnya kembali dengan pujian dan sanjungan yang sangat indah sekali, pujian yang beliau lantunkan adalah pada bait berikut ini

مُسْـتَوْجِبٌ ثَنَائِيَ الْجَمِيْلاَ
وَهْوَ بِسَبْقٍ حَائِزٌ تَفْضِيْلاً
Beliau (ibnu mu’thi) lebih memperoleh keutamaan karena lebih awal. Beliau juga berhak atas sanjunganku yang indah..
Pada bait ini ibnu malik mengungkapkan pujian yang ditujukan pada sang guru tercintanya ibnu mu’ti.

لِي وَلَهُ فِي دَرَجَاتِ الآخِرَهْ
وَاللَّهُ يَقْضِي بِهِبَـاتٍ وَافِرَهْ
Semoga Allah menetapkan karunianya yang luas untukku dan untuk beliau pada derajat-derajat tinggi akhirat.

Kalam Tuan syaikh Abdul Qodir Bagian Awal Tentang I'tirod

 قال سيدنا الشيخ محي الدين ابو محمد عبد القدير رضي الله عنه بكرة يوم الأحد بالرباط ثالث الشوال سنة خمس وأربعين وخمسمائة،  Sayidina syaikh ab...